Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Datang dan Percaya Kepada-Ku, Tidak Lapar dan Haus Lagi!

20 April 2021   11:51 Diperbarui: 20 April 2021   12:15 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan, Selasa 20  April   2021

Yoh 6:30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." 32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." 34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." 35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Renungan

Saat ini saudara-saudara Muslim sedang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dengan tahu dan mau, mereka memutuskan hubungannya sementara waktu  dengan dunia makan minum. Mulai terbit fajar hingga terbenamnya sang surya, dengan sengaja, mereka"jothakan" sesaat, berpantang makan minum dan semua yang membatalkannya. Selama 29 atau 30 hari, mereka  mengendalikan diri. Selamat menjalankan ibadah puasa saudara. Semoga semakin beriman dan takwa, penuh berkah kembali ke fitrah kesucian.

Terkait puasa, Gereja melakukan saat masa Prapaskah.  Diawali Rabu Abu sampai Minggu Paskah, merupakan masa Retret Agung selama 40 hari.  Konstitusi tentang Liturgi Kudus Konsili Vatikan II menyatakan: "Dua ciri khas masa Prapaskah adalah mengenangkan atau mempersiapkan pembaptisan, dan membina sikap tobat. Kedua hal ini haruslah diberi penekanan yang lebih besar dalam liturgi dan dalam katekese liturgi. Masa Prapaskah merupakan sarana Gereja dalam mempersiapkan umat beriman untuk merayakan Paskah, sementara mereka mendengarkan Sabda Tuhan dengan lebih sering dan meluangkan lebih banyak waktu untuk berdoa." (KL. 109). Paskah, kebangkitan Kristus semacam Idul Fitri mengakhiri puasa. Kebangkitan Kristus mengubah hidup, menjadi ciptaan baru, mengalami keselamatan. "Bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristuslah yang hidup dalam diriku"

Lewat bacaan Injil hari ini, orang beriman  menawarkan dan mewartakan pengalaman keselamatan itu. Dengan mencermati kata-kata kunci perikope, dapat diperoleh rincian   gambaran keselamatan yang ditawarkannya. Coba cermati kata-kata berikut "bukan Musa, Bapa-Ku yang memberikan, roti yang benar, roti  dari sorga,  roti yang dari Allah, memberi hidup, berilah roti itu senantiasa, Aku-lah roti hidup, datang kepada-Ku, tidak lapar lagi, percaya kepada-Ku tidak haus lagi"  

Lalu dengan mengelompokkan sejumlah kata tersebut, ditemukan lima point  pokok menyangkut keselamatan :  pelaku, bentuk, syarat, dampak dan kendala keselamatan. Siapa pelaku keselamatan? Bukan Musa. Melainkan Allah, Bapa-Ku yang memberikan dan Aku, Yesus Kristus. Bagaimana bentuknya? Roti yang benar, roti  dari sorga,  roti yang dari Allah, Aku-lah roti hidup, Yesus Kristus. Bukan roti manna. Bagaimana syaratnya? Datang kepada-Ku, percaya kepada-Ku, datang dan percaya kepada Yesus Kristus.. Apa dampaknya?  Hidup, tidak lapar dan  tidak haus lagi. Dan terakhir apa kendala keselamatan? Berilah roti itu senantiasa. Sikap mau menikmati roti-Nya, tanpa mau  menerima Pemberinya, Allah Bapa dan Yesus Kristus.

Dan selanjutnya berdasarkan point-point itu dapat dirumuskan apa visi keselamatan orang beriman secara lebih utuh, penuh dan menyeluruh. Keselamatan adalah anugerah Allah Bapa. Keselamatan adalah kasih karunia kehidupan. Kasih karunia Allah Bapa ini bukan lewat Musa. Melainkan dalam Yesus Nazaret, Musa Baru. Kasih karunia ini bersifat universal, diperuntukkan bagi siapa pun. Untuk menjadi efektif, kasih karunia ini mesti disikapi manusia dengan datang dan percaya kepada Yesus Kristus. Tanda hadirat Yesus  Roti hidup. bukan roti manna.  Sehingga siapa menyambut Roti Hidup, Roti yang benar, Roti  dari sorga,  Roti yang dari Allah,  menjadi satu dengan Allah Bapa dalam Yesus Kristus.  Bersekutu dengan Allah dalam Yesus Kristus, berarti mengalami hidup yang HIDUP,  hidup dari SORGA, hidup yang BENAR, hidup yang DARI ALLAH, hidup yang TIDAK LAPAR dan TIDAK HAUS LAGI. Dan dengan visi ini pula dapat dikenali indikator mereka yang  tidak  selamat. Yaitu berada dalam keadaan selalu LAPAR dan HAUS, TIDAK DARI ALLAH, ANTI YESUS KRISTUS, SESAT, NERAKA, MATI

  Bagaimana visi diri tentang keselamatan? Sesuaikah dengan visi yang ditawarkan dan diwartakan Yohanes dan yang telah dihidupi orang beriman sezamannya? Bagaimana mengaktualkan keselamatan sejati ini dalam hidup sehari-hari? Yang bersama Allah dalam Yesus Kristus, hidup penuh syukur  sukacita,  semangat, jadi berkat,  Ini  misteri. Keselamatan teralami!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun