Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Korea-Korea Bersatulah: Ilmu Hidup Perspektif Komandan Bambang Pacul

7 Februari 2024   07:30 Diperbarui: 7 Februari 2024   07:36 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Postingan instagram @komandanpatjul

Hai Sahabat Kompasiana!

Tokoh figur politik menarik Bambang Pacul, sebuah nama yang telah merambah ke telinga masyarakat sebagai representasi dari Bambang Wuryanto, seorang politisi senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menyorot figur ini, kita menemukan sejumlah hal menarik yang membentuk citra publiknya. Di sini saya akan mengulas hal-hal unik dari dirinya dan bagaimana dia dikenal oleh politisi senior maupun generasi muda dari milenial sampai Gen Z. 

Dikenal dengan julukan "Pacul", yang tak lain adalah peralatan petani, Bambang meraih gelar ini dari teman-temannya di masa muda, merujuk pada latar belakang keluarganya yang terikat erat dengan dunia pertanian. Latar belakang pendidikannya yang mencakup teknik kimia dan MBA juga memberikan dimensi tambahan pada figur politik yang menarik ini.

Dalam panggung politik Indonesia, Bambang Pacul telah meniti karier selama empat periode, memperoleh kepercayaan sebagai anggota DPR RI dan saat ini mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Komisi III DPR RI dari fraksi PDIP Jawa Tengah. Popularitasnya tak hanya bersumber dari prestasi kesuksesan politik semata.

Seringkali, pernyataan-pernyataan kontroversial yang keluar dari mulut Bambang Pacul menjadi pusat perhatian media dan masyarakat. Misalnya, ketika Mahfud MD dalam rapat dengar pendapat meminta agar Komisi III DPR menggolkan dua RUU tersebut. "Di sini boleh ngomong galak, Pak, tapi Bambang Pacul ditelepon ibu, 'Pacul, berhenti!', 'Siap! Laksanakan!'," kata Bambang dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/3/2023). "Jadi permintaan Saudara langsung saya jawab. Bambang Pacul siap, kalau diperintah juragan. Disini Mana berani, Pak." Selain itu, Bambang Pacul juga dikenal karena menyebut anggota DPR sebagai "Korea" atau bahkan mengungkapkan isi percakapannya dengan tokoh-tokoh politik lainnya, semuanya menjadi bahan pembicaraan hangat. Tapi, tak hanya politik yang menyita perhatiannya. Sebagai seorang penggemar wayang, Bambang Pacul memiliki perspektif unik tentang kebangsaan, terinspirasi dari filosofi hidup yang terkandung dalam seni tradisional.

Istilah "Korea" Seorang Politisi Atau DPR yang Nurut Kepada Ketua Partai

Pernyataan kontroversial Bambang Pacul, termasuk istilah "Korea" yang digunakannya, menimbulkan reaksi beragam dari berbagai pihak. Dalam perspektif saya, Komandan Pacul memiliki pandangan unik tentang kehidupan mengalir ala Korea. Dalam konteks politik, ia menganggap Bambang Pacul sebagai tokoh komandan Korea yang berbasis di Jawa Tengah, yang dianggapnya mampu mengawal PDIP sebagai partai besar dengan baik.

Menurut Bambang Pacul, sikap Korea adalah refleksi dari masa lalu yang sulit, di mana mereka menjadi berbelas kasihan terhadap orang lain yang mengalami kesulitan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, ia mengusulkan pendekatan "jurus miskin" yang menekankan perlunya memperlihatkan kebutuhan akan perlindungan.

Korea-korea itu pernah susah maka refleknya kepada orang susah dan ga tegaan. Pertanyaannya gimana cara ngalahinnya ya harus bergaya jurus miskin. bersikap butuh perlindungan maka korea akan OK/YA.

Bambang Pacul juga banyak memberi falsafah hidup atau ilmu hidup yang pertama jangan lawan orang yang dinilai baik dan kedua jangan lawan Perempuan cantik. Pak Pacul juga politisi PDIP yang menghargai lawan politiknya, beliau sangat menghargai pak Prabowo dan tidak pernah sekalipun menjatuhkannya walaupun posisi berseberangan keren.

Komandan Pacul juga menyoroti perjuangan politik yang keras dan malu dalam kekalahan. Dalam sebuah podcast, Pacul menggambarkan dua indikator penting dalam politik: makanan dan uang. Namun ada juga prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh, termasuk tidak ada subjektivitas yang diizinkan dan menolak pemikiran individualistik. Bagi Komandan Pacul, keputusan ketua partai adalah hukum tertinggi yang harus diikuti, dan semangat Korea tercermin dalam mentalitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun