Di era serba digital kayak sekarang, pilihan untuk belanja nggak lagi terbatas pada bayar tunai atau kartu kredit. Paylater, atau buy now pay later (BNPL), muncul sebagai solusi fleksibel yang bikin transaksi jadi lebih ringan dan gampang diatur. Nggak heran kalau tren ini terus melejit di Indonesia.
Buktinya, PT Akulaku Finance Indonesia mencatat kalau paylater masih jadi tulang punggung bisnis mereka. Hingga Juni 2025, produk ini nyumbang sekitar 87% dari total pembiayaan perusahaan, angka yang nunjukin betapa kuatnya minat pasar terhadap layanan satu ini.
Direktur Keuangan Akulaku Finance Indonesia, Aan Setiawandi, bilang tren ini memang sejalan dengan kebutuhan pasar yang terus meningkat. Walau begitu, Akulaku Finance tetap nggak mau puas diri. Mereka sedang menjajaki peluang baru lewat diversifikasi produk dan inovasi layanan.
"Saat ini, produk BNPL masih berkontribusi sekitar 87% dari total portofolio kami. Namun kami juga terus mencari peluang lewat diversifikasi produk dan inovasi layanan," ujar Aan.
Aan menambahkan, penyaluran pembiayaan BNPL di semester I-2025 ini masih sesuai target. Kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka pembiayaan baru juga tumbuh sesuai ekspektasi. Dari sisi risiko, Akulaku Finance masih pede. Rasio kredit macet atau non-performing financing (NPF) di lini paylater disebut tetap aman dan terkendali.
"NPF masih berada pada rasio sesuai ketentuan regulator. Kami rutin melakukan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari manajemen risiko," jelas Aan.
Sebagai informasi, data OJK menunjukkan penyaluran pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan sudah tembus Rp 8,56 triliun per Juni 2025, tumbuh 56,26% secara tahunan (year on year). Angka ini jadi bukti kalau tren paylater memang masih hot di kalangan pengguna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI