Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan Itu tentang Aku

3 Oktober 2020   22:39 Diperbarui: 4 Oktober 2020   10:49 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vegetasi Pulau Kanawa doc. Pribadi

Setiap manusia lahir dan tumbuh besar membawa tumpukan kenangan. Begitupun aku, kamu dan mereka. Namun banyak orang membawa kenangan sepanjang hayatnya untuk disimpan dalam ruang pikiran. Hari ini tepat 20 tahun yang lalu di minggu pertama Oktober, peristiwa itu hadir kembali. Berputar dan berkelindan tanpa jelas akan berhenti sampai mana. 

Kenangan namaku. Seorang anak berjenis kelamin laki-laki. Lahir 20 tahun yang lalu di sebuah tempat yang tidak layak untuk seorang manusia dilahirkan. 

Aku ditemukan di bak sampah dekat pasar inpres kecamatan. Kata orang, tubuhku masih berkulit merah dan hanya diselimuti daun pisang. Tangisan-ku melengking nyaring di pagi buta mengagetkan orang yang berkegiatan di pasar inpres.

Seketika orang - orang mengerumuni tubuh kecilku. Seorang petugas keamanan pasar menggendong tubuhku. Pagi itu pula aku sudah berada di rumah seorang bidan. 

Bu bidan memandikan tubuhku, memakaikan baju bayi, membedong kemudian menyusuiku dengan sebotol susu formula. Sekitar jam 12 siang, Bu bidan kedatangan petugas kepolisian dan seorang petugas dinas sosial. Entah apa yang mereka bicarakan. Sesaat kemudian tubuhku digendong petugas dinas sosial dan aku berpisah dengan Bu bidan yang bahkan namanya sampai hari ini aku tidak pernah tahu. 

Petang hari aku tiba di sebuah rumah besar. Banyak anak kecil dan bayi beserta orang dewasa yang hilir mudik. Kedatanganku dan petugas dinas sosial disambut seorang Ibu Tua. Aku diserahkan ke Ibu Tua dan ia menggendongku untuk ditidurkan di box bayi. Lambat laun aku terbiasa ada di rumah besar ini. 


Rumah besar ini adalah panti asuhan yang menampung bayi dan anak - anak terlantar. 

"Huhh...aku sebal jika mendengar kata terlantar." 

Entah dosa apa seorang anak sampai dibilang "terlantar" ? Memangnya siapa yang menyebabkan anak terlantar itu lahir ke dunia? Bahkan kalau boleh memilih tak satupun anak mau dilahirkan dengan kata "terlantar". Kalau boleh memilih tak satupun anak yang minta dilahirkan ke dunia oleh orang tua yang entah siapa namanya dan seperti apa wujudnya dengan tega membuang dan menelantarkan anak mereka.

Selama di panti asuhan aku menjadi anak penurut. Tidak nakal dan selalu mematuhi aturan yang dibuat ibu dan pengasuh panti. Oya aku di panti asuhan hanya tinggal sampai usia 4 tahun saja. 

Selanjutnya ada keluarga Bapak Gede yang mengadopsiku. Kedua orang tua angkatku tidak punya keturunan. Aku diadopsi dengan harapan dapat menjadi penolong dan teman mereka di hari tua. 

Nahasnya peristiwa kelam itu datang. Pada suatu malam sepulang dari luar kota, kendaraan yang dikemudikan Bapak Gede seorang diri tergelincir di jalan tol. Ayah angkatku tewas di tempat. 

Ibu angkatku ada di rumah. Mendengar kabar duka tersebut, ibu histeris dan shock berat. Aku yang saat itu baru berusia 15 tahun berusaha membantu untuk membereskan semua. 

Tidak ada sanak saudara dari kedua orang tua angkatku. Pengakuan kedua orang tua angkatku, mereka tidak punya sanak saudara akibat menikah beda keyakinan. Sehingga sanak saudara dari kedua belah pihak menjauh dan tidak mau mengakui pertalian darah lagi.

Akibat rasa shock yang mendalam membuat ibu nyaris seperti orang linglung. Kadang menangis, kadang tertawa, kadang terdiam. Aku sayang sekali dengan ibu angkatku. Apapun akan kulakukan demi dapat menyembuhkan beliau. 

Oya sepeninggal ayah angkatku kami berdua menghidupi diri dari menjual sedikit demi sedikit harta peninggalan ayahku. Aku yang masih duduk dibangku SMA nyambi bekerja menjadi pembantu toko sembako depan sekolah. Tugasku membantu pemilik toko yang ku panggil "Babe" untuk merapikan dan menghitung barang dagangan. 

Jadi aku bekerja di toko sepulang sekolah. Biasanya menjelang senja aku sudah tiba di rumah. Bagaimana dengan ibu angkat ku selama aku bekerja? 

Ada Mbak Teni tetangga sebelah rumah yang bersedia mengawasi ibu, selama aku bekerja. Mbak Teni ini sudah kuanggap sebagai kakak. Orangnya baik dan dapat dipercaya. Jadi Mbak Teni yang akan mengantarkan makanan dan minuman ke ibu selama aku masih nyambi kerja di toko. 

Hebatnya lagi Mbak Teni melakukan itu semua dengan sukarela. Mbak Teni tidak mau menerima uang pemberianku untuk mengganti lauk pauk dan makanan yang diberikan ke ibu. Kata Mbak Teni, ia cukup senang bisa membantu dengan cara seperti itu. Mbak Teni hidup seorang diri sejak ditinggal suaminya yang pergi merantau ke luar negeri dan tak berkabar sampai saat ini.

Kenangan akan kedua orang tua angkatku sangat membekas sekali. Mereka sangat baik dan memperlakukanku bak anak kandung. Aku tidak pernah minta apapun. Namun mereka dengan senang hati membelikan apa saja untukku. 

Aku merasa, merekalah orang tua kandung sebenarnya. Aku pun sudah tak peduli dan tak mau tahu lagi siapa orang tua biologisku yang dulu membuangku ke tempat sampah. Mungkin mereka bukan jenis manusia . 

"Huhh sebal rasanya jika ingat hal itu."

Sampai suatu ketika peristiwa nahas berikutnya menimpaku. Sepulang aku bekerja, aku tak menemukan ibu. Ya ibu angkatku menghilang bersama dengan Mbak Teni. Ku-melihat lemari baju ibu kosong. 

Dan ketika aku hampiri rumah Mbak Teni, rumah itu juga kosong. Hal ini diketahui karena tak sengaja aku membuka pintu rumah Mbak Teni yang tak terkunci. Ketika masuk ke kamar Mbak Teni ternyata baju di lemari kamar dia juga tidak ada.

"Apa Mbak Teni membawa kabur Ibu angkatku?" 

"Kenapa?"

"Buat apa?"

Peristiwa ini langsung kulaporkan pada pak rt  dan pak rw. Seketika satu kampung heboh dengan "hilangnya" ibu angkatku dan Mbak Teni. Kata pak rt, tunggu 2 x 24 jam alias dua hari sebelum lapor polisi. 

"Duh.. aku bingung dan tidak habis pikir, sebenarnya ada apa ini?" 

Setelah dua hari berlalu, kejadian ini dilaporkan pak rt ke polisi. Aku yang masih dibawah umur hanya diam saja mengikuti pak rt membuat laporan pada polisi. 

Oya sejak ibu angkatku menghilang, tidak ada benda berharga di rumah yang raib. Hanya semua baju ibu angkatku saja yang tidak ada di lemari pakaian. 

Perhiasan ibu angkatku masih masih utuh ditempatnya. Begitu juga benda-benda di rumah tidak ada yang hilang. Kata pak polisi ketika memeriksa dan menyelidiki ini bukan kasus pencurian atau kasus kriminal.

"Duhh sebenarnya ada apa sih ini...?" 

Pak rt dan pak polisi menyarankan untuk bersabar menunggu saja. Sebelumnya kami semua sudah mencoba menghubungi no.telepon genggam Mbak Teni.Namun nomer itu sudah tidak aktif lagi. Sialnya tidak ada satu petunjukpun yang dapat menjadi jalan untuk menelusuri keberadaan Mbak Teni. Menurut pak rt,  Mbak Teni sejak tinggal di rumah itu mengaku hanya seorang diri,tidak punya orang tua dan kerabat alias sebatang kara. Terlebih setelah suaminya yang menjadi TKI tidak pernah terdengar kabarnya.

Sejak peristiwa ibu angkatku menghilang aku memutuskan keluar sekolah. Sayang rasanya harus menghentikan pendidikan. Namun aku tidak bisa konsentrasi dalam belajar karena selalu teringat hilangnya ibu. 

Aku memutuskan tetap bekerja di toko "Babe" dan tinggal di rumah orang tua angkatku. Setiap saat aku berharap ada suara ketukan di pintu dan yang mengetuk adalah ibu yang pulang ke rumah.

"Duh ibu pulanglah anak mu ini kangen sekali.."

Kini sudah 4 tahun sejak menghilangnya ibu angkatku. Aku masih setia menunggu di rumah tua ini sambil tak hentinya berdoa dan berharap supaya ibu cepat kembali. 

Sampai suatu ketika ada notifikasi masuk melalui pesan singkat. Begini bunyinya;

"Halo Kenangan, ku harap dirimu dalam keadaan sehat."

" Maaf atas semua yang sudah kulakukan."

" Ibu angkatmu (Nenekmu)  telah berpulang 2 hari lalu."

" Aku sengaja membawanya pergi karena satu alasan."

"Maafkan aku yang pengecut tidak mau berterus terang padamu."

" Suatu saat jika waktu mengijinkan kita akan bertemu."

.........." Salam Mbak Teni (Ibu Kandungmu)."...........

"Haahh apa ini ...?" Seketika dunia berputar ..kepalaku pusing membaca pesan itu..jadi Mbak Teni itu..Terus Ibu angkatku itu ....Arghhh...

Kenangan Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun