Mohon tunggu...
bayu aryadani
bayu aryadani Mohon Tunggu... Relawan - tidak ada

kuliah di Universitas Mataram FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Mengikuti Organisasi HMP2K

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demo Kok Dicengengesin, Ente Sehat?

27 Februari 2019   23:06 Diperbarui: 27 Februari 2019   23:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

oleh ninink susilawati

"jika km lelah dengan belajar, diskusi, berorganisasi, dan berjuang, maka istirahatlah dalam kebodohan dan penindasan"

pemuda dengan label agent of change and agent of control memikul tanggung jawab untuk melakukan perubahan zaman. pada dasarnya pemuda sejatinya haruslah bertanggung jawab terhadap zamannya, memikul letih yang dirasakan buruh, merasakan panas yang dirasakan petani, merasuk dingin yang dirasakan nelayan, tentunya pemuda yang berada ditengah masyarakat sangat diharapkan dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah masyarakat tersebut.

namun di era milineal kini, pemuda cenderung apatis "acuh tak acuh" dengan realita lingkungan sekitarnya. tak sedikit juga pemuda yang larut dalam euforia jalan2 atau biasa dikenal dengan istilah hedonis. beberapa kelompok pemuda lain terkhusus dari kalangan pelajar dan mahasiswapun hanya pandai berdebat paling, beretorika paling tangguh, tapi giliran berperang di medang juang untuk membela rakyat malah mundur dan takut. begitulah watak pengecut yang ditampilkan kalangan pelajar dan mahasiswa.

Mahasiswa menumpuk segudang retorika dan wacana teori2 dari buku bacaan yang tebal,  tapi takut untuk terjun lapangan secara langsung guna merasakan penderitaan rakyat. lalu di bawah kemana teori itu? apa guna teori yang dipelajari tersebut.?  Bagaimana teori itu kembangkan dlm bentuk praktek?

atau mungkin teori dan retorika tersebut hanyalah penghias untuk dapat eksis namun meninggalkan esesnsi untuk memecahkan masalah masyarakay ?  itulah cerminan karakter sampah. pemikiran sampah karena hny di tumpukan dalam otak sampai berulat namun tak memiliki manfaat untuk hajat hidup orang banyak.

Hari ini pemuda dan mahasiswa di ajak aksi takut. Diajak berjuang takut. Takut diancam dosenlah, takut capeklah, takut matilah, dan takut dimarah pacarlah.

Mahasiswa ketika melihat orang demonstrasi malah komentar, ngatainlah "aduh palingan untuk kepentingan politik", "sok eksis lah",  "sok bisalah". "Ngapain capek capek demo panas, capek lagi".

Mereka tidak pernah berikir orang demo untuk memperjuangkan hak orang lain bahkan diri dia yang mengomentari itu pula. Mereka tidak pernah berikir dirinya ditindas dengan teorinya sendiri.

Mereka gag mikir akan peran dan fungsinya. Yang dia fikirkan hanya gelas sarjana yang dia bawa pulang. padahal pemuda dikampung berhadapan dengan ketidakjelasan anggaran kepemudaan, mahasiswa dikampus berhadapan dengan mahalnya biaya kuliah. namun tak sedikit dari pemuda dan mahasiswa dijadikan boneka permainan oleh penguasa dan birokrasi.

Banyak mahasiswa yang tergiur dengan nilai tapi nol dalam hal prakter. banyak pemuda kampunh yang tergiur dengan jabatan. disinilah kemudian, letak kepercayaan masyarakat tentang demonstrasi mendapatkan cap negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun