Mohon tunggu...
Bayu Aji Saputra
Bayu Aji Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO

HANYA MANUSIA BIASA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Tingkat Kemiskinan Terhadap Perekonomian di Kabupaten/Kota Provinsi Bali

5 Mei 2024   23:44 Diperbarui: 5 Mei 2024   23:56 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BPS Provinsi Bali 2023

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga mencerminkan semakin besarnya kebutuhan layanan jasa pemerintah, sehingga dibutuhkan anggaran pemerintah yang semakin besar pula. Pendapatan per kapita berkontribusi terhadap PAD sehingga akan meningkatkan pengeluaran pemerintah. Pendapatan perkapita dapat diartikan sebagai jumlah dari nilai suatu barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Besarnya pendapatan perkapita sering digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran di berbagai daerah (Norton, 2002). Dengan adanya desentralisasi fiskal dapat mendorong pendapatan perkapita di daerah sehingga dapat mengurangi tingkat keimiskinan (Yushkov, 2015)

Upaya penanggulangan kemiskinan di Provinsi Bali telah dilaksanakan dengan berbagai program dari tahun delapan puluhan, oleh berbagai sektor dan dengan kriteria sasaran yang berbeda-beda. Dengan demikian pelaksanaan paket kegiatannya berjalan mengedepankan konsep sektoral, sehingga tidak terintegrasi, bersinergi dan terkoordinasi. Dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang telah disempurnakan dengan dikeluarkan dan diberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, merupakan peluang bagi setiap daerah untuk dapat memperbaiki daerahnya masing-masing. Pengeluaran pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam proyek-proyek yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, dan program yang menyentuh langsung kawasan yang terbelakang. Peran aktif pemerintah daerah diharapkan berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan sektor publik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk yang dihasilkan yang memuat pilihan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk menyediakan barang-barang publik dan pelayanan kepada masyarakat.

Upaya penanggulangan kemiskinan juga tidak lepas dari jumlah pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah terus naik dari tahun ke tahun dengan harapan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Pengeluaran pemerintah juga tidak hanya melihat jumlahnya saja tapi juga melihat ketepatan sasaran dalam pengeluaran pemerintah. (De Fina, 2002). Penurunan kemiskinan dapat lebih cepat jika penduduk miskin mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan. Menurut growth model dari Rostow menyatakan bahwa memperbesar kue pembangunan terlebih dahulu kemudian di distribusikan. (Sarungu, 2013)

 Berdasarkan hal tersebut pemerintah daerah terlebih dahulu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang kemudian didistribusi atau memberikan dampak terhadap daerah-daerah dalam tingkat kesejahtraan dan menurunkan tingkat kemiskinan yang terdapat di daerah. Hal ini didukung oleh penelitian Balisacan et al. (2003)

Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat penting untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, walaupun pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri sendiri untuk mengentaskan kemiskinan, tetap pertumbuhan ekonomi menjadi faktor utama untuk mengentaskan kemiskinan (Yudha, 2013). Menurut Boediono (1999) Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Para ekonom mempunyai pandangan atau persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Menurut Nur Pratama dalam Al Faiz (2011) Pengukuran akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat ukur yang tepat.

Kesejahteraan faktor produksi yang turut serta menciptakan kesejahteraan tersebut merupakan gambaran dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, artinya tingginya produktivitas faktor produksi disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula upah yang diterima oleh para pekerja (Yudha, 2013). Proses pembangunan memerlukan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan tetapi pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu seperti akumulasi modal, jumlah penduduk, angkatan kerja dan kemajuan teknologi. Semakin meningkatya pertumbuhan ekonomi pada suatu negara, maka semakin tinggi pula investasi suatu negara, semakin tingginya investasi, pengangguran akan menurun, apabila tingkat pengangguran rendah maka akan berbanding lurus terhadap penurunan kemiskinan (Fosu, 2010).


KESIMPULAN 

Kemiskinan adalah permasalahan yang sering dialami oleh negara - negara berkembang (Vincent, 2009). Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga ke dimensi, sosial, kesehatan, pendidikan dan politik (Kembar Sri Budhi, 2013). Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang dialami oleh anggota masyarakat yang kurang beruntung disebabkan berbagai hal baik dari diri pribadi maupun dari faktor luar individu yang mengakibatkan mereka tidak berdaya dan tidak mampu untuk mengakses sistem sumber yang ada di sekitarnya (Bambang Rustanto, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun