Mohon tunggu...
Ali Rahman Lubis
Ali Rahman Lubis Mohon Tunggu... pegawai negeri -

just ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menyoal Nasionalisme Supporter Sepakbola Indonesia (Lagi)

6 November 2013   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam Olahraga.


Nasionalisme memang selalu menjadi topik pembahasan yang menarik. Tak sedikit sudah artikel yang membicarakan hal ini. Beragam  defenisi, aneka pemaparan dan bermacam sudut pandang disajikan di kanal bola ini. Tapi umumnya semua defenisi, penjabaran dan dusut pandang tersebut dikaitkan dengan pola prilaku dan sikap pemain atau supporter sepakbola Indonesia terhadap Timnas Indonesia. Tapi kali ini penulis  ingin membahasnya 'lagi"  dan fokus pada suppoerter Timnas Indonesia. Hal ini terkait sebuah fenomena yang penulis amati seiring rentetan perhelatan yang melibatkan Timnas Indonesia di semua tingkatan umur.


Fenomena yang penulis maksud adalah sikap para "penonton" pertandingan Tmnas di warung2 kopi di daerah penulis. Sudah menjadi budaya di daerah saya kalau warung kopi menjadi sarana nonton bareng pertandingan  bola yang seru dan murah meriah. Dan disinilah penulis menemukan fenomena ini. Berbagai ragam sikap tingkah polah ditunjukkan para"penonton" ditimpali dengan lontaran2 kalimat yang membuat penulis bertanya tanya dalam hati dimanakah rasa nasionalisme mereka. Ungkapan ungkapan seperti ." Alahhhh...Indonesia kok ditonton!, " Indonesia itu gak ada apa apanya". " Indonesia jagonya cuma korupsi", selalu terdengar. Bahkan penghuni kebun binatang pun disematkan pada pemain2 dan pelatih yang sedang berjuang di lapangan. Caci Maki yang membuat telinga panas menjadi suatu hal yang biasa ketika seorang pemain yang tengah menggocek bola tetapi diakhiri dengan kehilangan bola, umpan yang salah atau memaksakan diri untuk mencetak gol padahal ada pemain lain yng lebih bebas. Yang membuat penulis tak habis pikir dan bertanya tanya sedemikian bencinyakah dia pada Timnas Indonesia ketika  penulis mendengar seorang supporter berujar bahwa kalau boleh dia memilih, dia lebih memilih di lahirkan di Malaysia dan jadi orang Malaysia. Di sinilah letak fenomena itu. keika Evan Dimas ataupun pemain lain memncetak gol. sontak seluruh orang yang ada di warung tersebut melompat, jingrak jingkak, saling ber Hi-Five, mengangkat kedua tangan sambil teriak sekencang kencangnya.. goooooooooooolllllllllll....Indonesiaaaa......


Kejadian tersebut tidak hanya penulis temui di satu warung kopi saja, tetapi di warung warung lain baik yang sengaja penulis datangi maupun yang penulis singgahi di pinggir jalan dalam perjalanan pulang kerja dan pertandingan sudah mulai sementara rumah masih jauh. Dan menurut penulis "fenomena"  ini mungkin  tidak hanya terjadi di daerah penulis saja. Jadi perlukah kita pertanyakan Nasionalisme mereka? Karena menurut penulis "caci maki" mereka " mungkin" sebagai manifestasi "cinta" merka terhadap Timnas. Apatah lagi kalau hanya sebuah kritik.


salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun