Mohon tunggu...
basuki rahardjo
basuki rahardjo Mohon Tunggu... Dosen

Menulis, tekun, menjalankan syari'at agama secara kaffah, menambah pergaulan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyibak Adat

19 September 2025   09:24 Diperbarui: 19 September 2025   09:24 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

       Keterpencilan menampilkan rindu kepada orang tua. Pagi yang membangunkan adalah kegairahan. Gairah simbol kehendak. Kehendak menjadi awal secercah kesehatan, dan menginspirasikan kecintaan. Awal langkahku bukan hanya secuwil waktu terlewati, tetapi bagai kipas untuk bergegas. Kerutinan pekerjaan nenepis sepi, menjalin alur kehidupan harian: menyapa hutan lewat waktu Subuh; meniti hejan,  turun ke sungai nenggandeng anak-anak; makan talas dengan kopi pahit untuk menu pagi; menyuapi anak dengan bubur kangkuyau; mengajar anak-anak sekolah; makan nasi sarene; ikan bakar, gulai umbut dan sambel balacan; menyiangi kebun dan memetik hasilnya; hilir mudik tepian sungai menjala seluyang; menukung dan memancing ikan; menngok tidur istri yang sedang meneteki di kamar sebelah, bila mana perlu merayunya sebentar; dan kembali bangun di waktu Subuh. Lewu tataw je dia rimpang tulang, negeri kaya raya yang tiada melelahkan tulang belulang.

       Aku rasakan matahari cepat memutari hutan. Awal perjalanan hidupku di rumah sering ada tambahan batih. Kelahiran bayi kami. Empu seorang Pembekal, maka setiap kelahiran bayi kami selalu diadakan  upacara manahunan awaw mamalas bayi. Memanggil dukun, mengundang kerabat dekat dan tetangga untuk memberi nama. Saat seperti inilah, aku kambuh kerinduanku pada orang tua. Namun keinginan untuk bertemu teman, orang tua, pelan-pelan terkubur oleh: gemerecupnya bayiku yang menetek; rengekan kakak-kakaknya; pandangan sayu isteriku; lengkingan suara binatang rimba raya; dan ketipak dayung jukung. Keinginan kembali kupendam dengan tindakan ketidakberdayaan. Adat Dayak telah kusibak dalam ajang perkawinan. Aku mengharap anak-anakku lebih mempunyai cita rasa nusantara, dan mereka bertahan dalam simponi belantara kehidupan yang lebih terbuka. Sukoharjo, 19 September 2025. 08.56.

Catatan Bahasa Dayak

longboat= kapal sungai muat 100-an orang;

Lamin= rumah Adat Dayak, berpintu  banyak;

Garantong= sejenis gong di Jawa;

Danum Tewun= minuman sejenis arak;

Hasaki= menggosok tubuh dengan dara

                  untuk masuk menjadi kerabatnya;

Batu Pisek= uang atau lainnya sebagai

                         pinangan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun