Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Politik

BBM Naik, Jokowi Bisu, Puan dan Mega Tak Menangis

25 Maret 2018   21:57 Diperbarui: 25 Maret 2018   22:33 3350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gelombang serangan pemerintah kepada rakyat terus terjadi. Mulai dari impor beras hingga impor garam hingga pencabutan subsidi listrik dan gas menjadi serangan pemerintah tanpa ampun. Bahkan, kini Bahan Bakar Minyak (BBM) juga pelan-pelan dinaikkan

Jika sebelumnya, pihak pertamina yang katanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menaikkan harga pertamax. Maka kali ini giliran pertalite yang dinaikkan. Anehnya, kenaikan kedua harga BBM tersebut dilakukan tanpa sosialisasi kepada masyarakat.

Saya sendiri menilai jika kenaikan harga ini penuh kontroversi sebab pengumuman kenaikan harga BBM ini tidak dilakukan secara langsung oleh pemerintah, melainkan melalui laman resmi pertamina secara on line. Tentu ini menjadi perhatian, ada apa? kenapa seperti main petakumpet.

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat pun hanya bungkam melihat jutaan rakyat yang telah memilihnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu menjerit. Bahkan, bisa jadi tidurnya tetap saja nyenyak dengan kasur empuk dan tiupan AC diruangannya di istana sana.

Atau jangan-jangan ini strategi Bapak sedang melakukan ceka-ceka (kumpulkan uang) dengan para cukong untuk menatap Pilpres mendatang?. Kalau saja itu benar, maka tentu bapak sedang bahagia. Betapa tidak Bapak bahagia, hal itu tentu untuk melanjutkan kekuasaan Bapak sebagai Presiden.

Saya mulai heran dengan Bapak. Setiap melakukan peresmian proyek nasional, Bapak selalu tampil didepan bak pahlawan. Padahal apa yang Bapak resmikan itu belum terasa dampaknya kepada masyarakat. Kalau tidak percaya, datang saja di Makassar Pak, nanti saya tunjukkan langsung contohnya.

Namun, jika ada hal-hal genting yang menyangkut rakyat Bapak seperti kenaikan harga BBM, Bapak seolah-olah hilang ditelan bumi. Bapak tidak rela muncul di televisi-televisi untuk menyapa rakyat Bapak yang sedang menjerit meminta pertolongan atas himpitan ekonomi yang kian liar.

Sejujurnya Pak, saya menuliskan ini dengan begitu emosional. Saya ingin marah sejadi-jadinya. Namun apa daya. Saya hanya bisa menulis Pak. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Kenaikan 200 rupiah itu memang mungkin tidaklah besar untuk Bapak.

Tentu karena Bapak kemana-mana pakai uang kami sebagai rakyat. Mau beli harga motor ratusan juta rupiah saja Bapak bisa. Apalagi kalau cuma 200 rupiah. Tapi kupikir itu adalah hak Bapak sebagai orang yang telah terpilih sebagai Presiden.

Tahu tidak Pak, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai utama yang mengusung Bapak di Pilpres lalu itu kadernya sering menangis. Bapak tahu kenapa? Yah karena waktu itu BBM sedang dinaikkan Pak. Saya sebutkan saja Pak yah yang menangis waktu itu.

Dia itu adalah Ketua Umum Bapak di partai, Ibu Megawati Soekarno Putri. Tak hanya itu, yang Bapak tunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ibu Puan Maharani juga menangis gara-gara BBM naik. Ada lagi, anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka juga pernah Pak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun