Satu insiden di Lapas Kedungpane dimana Sel Blok Teroris bentrok dengan Sel Blok Narkoba pada saat itu menjadi saksi bagaimana dari sebuah minuman ringan dan beberapa bahan sederhana lain mereka bisa memporak porandakan  salah satu sel  di Blok Narkoba dengan mudah. Â
Teori dan Asumsi tentang pengambil alihan kendali. Apakah ada campur tangan pihak luar?
Kurangnya personel, dan pendekatan bagi para sipir/penjaga kepada warga binaan yang memang diwajibkan tanpa kekerasan sebagai dasar SOP bisa menjadi satu kelemahan sekaligus  celah kesempatan yang dilihat mereka.  Kalah jumlah, terkepung dan terisolasi.Â
5 anggota yang bertugas pun gugur sementara mereka terus bergerak menuju akses ke lokasi strategis lainnya ; gudang logistik penyimpanan senjata. Teori tentang adanya bantuan logistik dari luar pun ada, mengingat pada saat babak penyanderaan tercatat ada orang sipil penjenguk berikut anak yang berada di lokasi. Namun tanpa bantuan mereka pun, aksi bisa dilakukan.
Terorisme adalah musuh bersama, tanpa terkecuali. Kerjasama yang baik antar lembaga pertahanan dan keamanan tentu selalu  dan wajib dilakukan. Sang Kapolri sendiri, Tito Karnavian bukanlah orang baru di satuan counter terorisme.Â
Lulusan terbaik Akpol 87 ini mengawali karir di tim Cobra yang menangkap Hutomo Mandala Putra, dan meneruskan karirnya yang terus menanjak pesat bersama dengan timnya untuk penanganan kasus bom bali, Jaringan Terorisme Jamaah Islamiah, Al Qaeda dan kini ISIS. Orang lapangan tulen yang dibekali pendidikan dan teori seputar penanganan terorisme, mengantarkan Densus 88 Indonesia sebagai satuan khusus anti teror yang menjadi rujukan bagi satuan serupa di Mancanegara.Â
Polri mengalami perubahan progresif positif di tingkat pengamanan dan reaksi, dan tidak lagi menjadi tempat bernaung para bintang dengan rekening gendut mereka. Kekurangan jelas masih ada, namun perubahan positif dan hasil dari dedikasi bisa terlihat nyata.
Pendapat Umum Warganet Terkait Insiden dan Terorisme.
Sebagian besar Warganet menyatakan dukungan penuh terhadap Polri terkait insiden, dan tindakan baik pasif atau aktif dalam turut menjaga dan memberangus faham radikalisme dan terorisme di Indonesia sendiri. Dukungan aktif dengan hesteg #kitabersamapolri #kamitidaktakut ataupun berbagai status dukungan dan juga kecaman di berbagai media sosial pun gencar.Â
Beberapa terlihat apatis karena ketidakpercayaan  kepada kinerja Polri, dan beberapa pendapat subyektif masih seputar dukungan pada kubu politik dan Pilpres 2019 nanti. Hal yang meski sedikit konyol dan menjengkelkan masih dirasa wajar karena suka atau tidak suka, perpecahan sisi akibat politik memang jadi dinamika yang harus dihadapi bersama sebagai bangsa, selama masih dalam kepentingan dan kecintaan pada NKRI.