Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yakin Terkabul, Jangan Takabur

28 April 2017   16:39 Diperbarui: 28 April 2017   16:44 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit malam ini sangat gelap, mungkin sang rembulan bersembunyi di balik awan hitam. Jika rembulan saja tak nampak, maka tak usah mencari taburan bintang yang enggan menampakkan cahayanya. Suasana hatiku sejalan dengan langit tak berbintang. Tak ada setitik rasa sejuk di hati. Sejak pagi aku telah merintih menahan sakit. Celakanya lagi, rasa ini menjalar ke seluruh tubuh dan memaku kaki tak bergerak. Ku hanya mampu duduk bersimpuh merenungi nasibku hari ini.

-----

Suara mobil terdengar namun langsung menghilang. Seseorang menutup Pintu mobil dengan sangat perlahan. Suara ketukan terdengar kemudian. Ternyata ayah yang baru pulang dari tempat bekerja. “Assalamu Alaikum”, suara ayah menyapaku. Lamunanku terbang melayang dibawa angin. Aku segera bangkit dari kursi dan menuju pintu. “WaAlaikum Salam , Iye’ tunggu dulu. “Kujawab salam ayah dan membuka pintu.

Kubuka pintu perlahan. Aku kaget, serasa lamunanku masih bersamaku. Ah, mungkin aku sedang bermimpi. Kucubit pipiku, kugosok mataku. Ayah telah berdiri di depan pintu dengan memegang sebuah benda yang masih terbungkus plastik. Kucoba membelalakkan mata, menerawang di kegelapan. Namun tak jua bisa melihat barang bawaan ayah.
“Ini hadiah ulang tahunmu, nak. “Kata ayah dengan nada haru. Ayah melangkah masuk ke rumah dengan membawa barang tadi. “Alhamdulillah, terima kasih Ayah. “ Mataku berbinar, hatiku larut antara senang dan sedih. Seperti sebuah mimpi, ataukah mungkin ini dalam mimpi? Tapi pipiku sakit klo dicubit. Diriku masih setengah sadar ketika ayah berlalu di depanku. Beliau menuju kamar untuk beristirahat. Namun aku masih berdiri di depan pintu. Secara perlahan aku menutup pintu dan menguncinya kembali. Tapi aku masih saja diam seribu bahasa. “Ah, masa sih, ini bukan mimpi kan?. “ Aku masih mencoba meyakinkan diri- takut jika ini semua adalah bunga tidur semata.

Alhamdulillah... Iyya ini kenyataan. Sebuah sepeda baru berada tepat di depanku. Senang bukan kepalang, barang ini telah lama aku impikan,menjadi trending topik di permintaanku pada Sang Pencipta. Ini jawaban dari setiap doa yang tak henti kubaca setelah liwa waktu. Dan malam ini, Allah menjawabnya melalui perantara rezeki ayah. Sepeda ini masih dibalut plastik yang mengeluarkan bunyi saat dipencet (bukan jerawat ya, kok dipencet.. hehe). Hati tak sabar ingin mengendarainya. Sayangnya ini malam, ah besok pagi sajalah. Kan besok hari libur.

“Mustang” tertulis di batangnya yang terlihat kokoh. Sepeda impian yang telah lama kudambakan kini berada di depan mataku. Jika serius berdoa, maka yakin saja akan terkabul. Ini contoh nyata, malam ini ayah pulang membawa hadiah sepeda baru, walaupun harus menumpang mobil kantor. Malam ini takkan terlupa. Tanganku mengelus sepeda, menindis satu per satu bulatan plastik pembungkus yang mengeluarkan bunyi. Ingin rasanya membawa sepeda ini ke kamar dan tidur bersamanya, hihihi.
-----
Aku memang agak unik. Keyakinanku sangat kuat kepada Ilahi Rabbi. Jika punya keinginan, aku selalu yakin Allah akan mengabulkannya. Apa sih yang susah bagi-NYA. Jika Allah sudah berkehendak maka pasti akan terjadi. Kun faya kun. Jika belum sekarang, tunggu saja akan ada waktu yang tepat untuk dikabulkan. Yang penting kita harus memantaskan diri terlebih dahulu. Barakallah. (*)

Gowa, 27 April 2017
#basareng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun