Secara umum, banyak orang menerjemahkan  brand sebagai merk. Brand biasanya diwujudkan dalam logo, slogan, atau nama. Tujuan pemberian brand tersebut utamanya untuk membedakan antara korporasi, produk baik barang maupun jasa, atau objek yang satu dengan lainnya. Dengan demikian audiens atau masyarakat mengerti, tertarik, mempunyai hasrat serta melakukan tindakan untuk membeli.
Istilah brand sendiri pertama kali digunakan oleh orang-orang Inggris pada abad ke-19 sebagai bentuk memberi tanda kepada hewan-hewan ternak dan juga budak dengan memberi cap besi yang dibakar (burn) pada tubuh mereka.
Pakar pemasaran Phillip Kotler (2009) mendefinikan branding sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Branding dalam Islam
Dan Dia (Allah) ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar." (QS Al-Baqarah: 31)
Dalam perspektif branding, ayat diatas meninformasikan bahwa Tuhan mengajarkan branding (penamaan benda-benda) kepada nabi Adam. Sementara malaikat tidak diajari, sehingga ketika malaikat mempertanyakan "kepantasan" manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tidak terbantahkan. Mengapa? Karena manusia diberikan kecerdasan akal yang tidak dimiliki oleh malaikat.
Ini memberikan pelajaran penting bahwa brand (nama benda) itu harus dikomunikasikan (diajarkan) agar terbangun reputasi, dalam konteks ini nabi Adam sebagai sosok makhluk yang cerdas sehingga layak untuk diangkat menjadi pemimpin di muka bumi. Atau dengan kata lain, citra itu harus diceritakan agar menjadi reputasi yang menghasilkan respon positif dari audiens.
Tulisan ini menunjukkan bahwa berdasarkan ayat Al qur'an, nabi Adam sebelum diturunkan ke dunia sudah mendapatkan pelajaran tentang branding. Maka tak salah jika branding merupakan salah satu pengetahuan purba yang tak pernah punah karena terus berkembang sesuai zaman maupun perkembangan kecerdasan manusia yang terus mengkajinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI