Mohon tunggu...
BASUKI TRI ANDAYANI
BASUKI TRI ANDAYANI Mohon Tunggu... Praktisi Komunikasi

Praktisi Humas (Public Relations) salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan sejak November 2013. Pemegang sertifikat kompetensi : 1. Expert Public Relations (BNSP-2015), 2 Executive Public Relations (BNSP-2021). Peraih penghargaan : 1. Best Presenter PR Indonesia Award 2021, 2. Tokoh PR Berpengaruh 2021 versi MAW Talks, 3. Tokoh Pemimpin PR Berpengaruh 2021 Kategori Korporasi, 4. Top Ten Corporate Communications of The Year 2022 BCOMSS Awards Kementerian BUMN, 5. Indonesian Most Prominent PR Persons Award 2022 versi The Iconomics 6. Indonesian Top PR Leader Award 2022 versi Warta Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Branding Menurut Al Quran, Sejak Kapan?

12 Agustus 2022   16:36 Diperbarui: 12 Agustus 2022   18:23 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara umum, banyak orang menerjemahkan  brand  sebagai merk. Brand biasanya diwujudkan dalam logo, slogan, atau nama. Tujuan pemberian brand tersebut utamanya untuk membedakan antara korporasi, produk baik barang maupun jasa, atau objek yang satu dengan lainnya. Dengan demikian audiens atau masyarakat mengerti, tertarik, mempunyai hasrat serta melakukan tindakan untuk membeli.

Istilah brand sendiri pertama kali digunakan oleh orang-orang Inggris pada abad ke-19 sebagai bentuk memberi tanda kepada hewan-hewan ternak dan juga budak dengan memberi cap besi yang dibakar (burn) pada tubuh mereka.

Pakar pemasaran Phillip Kotler (2009) mendefinikan branding sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Branding dalam Islam

Dan Dia (Allah) ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar." (QS Al-Baqarah: 31)

Dalam perspektif branding, ayat diatas meninformasikan bahwa Tuhan mengajarkan branding (penamaan benda-benda) kepada nabi Adam. Sementara malaikat tidak diajari, sehingga ketika malaikat mempertanyakan "kepantasan" manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tidak terbantahkan. Mengapa? Karena manusia diberikan kecerdasan akal yang tidak dimiliki oleh malaikat.

Ini memberikan pelajaran penting bahwa brand (nama benda) itu harus dikomunikasikan (diajarkan) agar terbangun reputasi, dalam konteks ini nabi Adam sebagai sosok makhluk yang cerdas sehingga layak untuk diangkat menjadi pemimpin di muka bumi. Atau dengan kata lain, citra itu harus diceritakan agar menjadi reputasi yang menghasilkan respon positif dari audiens.

Tulisan ini menunjukkan bahwa berdasarkan ayat Al qur'an, nabi Adam sebelum diturunkan ke dunia sudah mendapatkan pelajaran tentang branding. Maka tak salah jika branding merupakan salah satu pengetahuan purba yang tak pernah punah karena terus berkembang sesuai zaman maupun perkembangan kecerdasan manusia yang terus mengkajinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun