Hindarkan cara berpikir dikotomis; hitam-putih, either/or dan berusahalah berpikir secara dialektis-kritis.
Â
Jangan menjadikan orang lain sebagai the other, dan' jadikan perbedaan untuk saling memahami bahwa kita memiliki keunikan masing-masing sebagai realitas.
Â
Berdialog dan berinteraksilah dengan orang lain supaya kita bisa meraba hati dan kemauan orang lain sehingga kita dapat berlaku* adil.
Â
Berpikirlah sebagai kata kerja (proses, transformasi) bukan sebagai kata benda[9]. Artinya berelasi dengan kelompok lain sebagai rekan dalam perjalanan bangsa.Â
Â
Janganlah bersifat etnosentris (tribalisme), berusahalah berpikir non-tribalisme sehingga akal sehat (common sense) tetap terjaga.
 Kesimpulan
Â