Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dibuat oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara OECD pada bulan Maret 2018. Pernyataan tersebut menyebutkan:
“We acknowledge that technological innovation, including that underlying crypto- assets, has the potential to improve the efficiency and inclusiveness of the financial system and the economy more broadly.”
Meskipun cryptocurrency tidak menggantikan mata uang fiat, kehadirannya memberikan potensi efisiensi pada ekonomi. Inovasi yang dapat berkembang dari teknologi ini secara potensial akan sangat banyak. Hal ini karena catatan transaksi pada blockchain dapat berupa digital currency, intellectual property, informasi serta kontrak atau digital aset lainnya. Digital aset tersebut dapat merupakan representasi dari aset nyata non digital. Namun aset nyata non digital tersebut haruslah memiliki karakteristik yang tidak terlalu rumit, misalkan berlian. Penerapan Internet of Things pada aset nyata non digital dengan karakteristik yang tidak terlalu rumit akan memperbesar peluang inovasi pasar dari teknologi ini. Blockchain adalah general purpose technology (Catalini dan Gans, 2017; Allen, 2016; serta Kane, 2017).
2.5 Permintaan Atas Aset Kripto dan Sisi Negatif Aset Kripto
Cryptocurrency telah digunakan untuk keperluan transaksi. Salah satu jenis transaksi yang digunakan adalah untuk menekan biaya penukaran mata uang. Biaya transaksi penukaran mata uang bisa diperkecil dengan melalui cryptocurrency (Dwyer, 2015). Selain untuk memperkecil biaya penukaran mata uang tersebut, cryptocurrency digunakan pula untuk keperluan transfer antar negara (Bohme et al, 2015). Pemanfaatan yang cukup banyak juga adalah untuk keperluan judi dan transaksi illegal (Athey et al, 2016). Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
Cryptocurrency tidak hanya memungkinkan melakukan transfer nilai dengan biaya yang rendah tetapi juga membuat aturan bagaimana nilai tersebut ditransfer. Hal ini yang sering disebut dengan istilah smart contract. Salah satunya adalah dengan menggunakan micropayments. Micropayments adalah suatu teknologi yang memungkinkan untuk melakukan agregasi transaksi-transaksi kecil dalam satu transaksi sehingga hanya melibatkan satu kali pembayaran jasa transaksi. Hal ini bisa digunakan misalnya untuk pembayaran parkir berdasarkan lama parkir atau pembayaran jasa konsultasi berdasarkan waktu yang digunakan.