Bagiku menulis puisi adalah lagu
Sebab di dalamnya ada namamu
abadi menjadi kata
Jika kamu bernyanyi tentang hujan
Aku berkata tentang suara rindu
yang diundang gerimis
Mengetuk pintu hati yang didekap sepi
Sedang di jendela, angin mengusap
malam yang terlanjur tua
Malam makin renyah
Kutumpahkan tinta doa
di atas kertas cita-cita
Kusandingkan namamu
dengan daun-daun sorga
agar kita kembali beradu di telaga cinta
Siapa yang mengerti tentang nestapa
Kalau bukan usaha yang menjadi
akar dalam sarafku?
Ranting jiwamu roboh, katanya
Dan aku tetap tak peduli
sebab aku percaya pada pohon
yang kutanam di jiwa waktu
Kelak saat pagi bertamu ke rumahku
Kuperintahkan embun
mengelus sisa daunmu yang masih hijau
Biar aku tetap melihat bungamu bermekaran
sekalipun di halaman rumah tetangga
Sejatinya suara rindu adalah obat
Saat musim tak lagi milikku
Madura, 22/05/2019