Mohon tunggu...
Baptista EzraVarani
Baptista EzraVarani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa di Universitas Katolik Parahyangan

Hallo teman-teman semua, nama saya Baptista Ezra Varani Nabit. Saya dikenal dengan nama Ezra. Saya berumur 19 tahun dan sedang berada di bangku pendidikan sarjana di Universitas Parahyangan dengan jurusan Hubungan Internasional. Semoga teman-teman semua menikmati laman ini. Jika ada saran atau kritik, leave it in the comment section ya teman-teman. Tuhan memberkati. Have a good life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Geladi Hominisasi 2

2 Oktober 2022   22:07 Diperbarui: 3 Oktober 2022   14:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geladi Hominisasi adalah kegiatan yang diadakan oleh PPI LPH Universitas Katolik Parahyangan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa universitas. Kegiatan ini secara singkat bertujuan untuk membentuk insan yang berpendidikan, berpikiran kritis, dan belajar mencintai negara lewat akal yang kritis dan perilaku positif. 

Saya berpartisipasi aktif dalam kegiatan Geladi Hominisasi pada hari Minggu, 2 Oktober 2022. Sebelum hari kegiatan, saya mengerjakan tugas pra geladi yang berisi instruksi untuk menonton pilihan film dokumenter budaya Indonesia dan memilih syair favorit dari lagu Indonesia Raya. 

Saya memilih untuk menonton film dokumenter Mie Belitung yang merupakan Mie khas dari Indonesia yang merupakan kombinasi dari budaya kuliner China, Eropa, dan Indonesia. Kemudian, saya  menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar topik dan pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya peranan generasi muda dalam melestarikan budaya, lingkungan, keselamatan hewan-hewan langka di era globalisasi. 

Pada hari Minggu, saya bergabung dalam kegiatan Hominisasi ini yang diadakan secara online lewat aplikasi zoom. Saya dimasukkan ke dalam kelompok 7 dengan membawa tema Hari Batik Nasional dan Hari Batik Internasional, bertepatan dengan Hari Batik Nasional . Kegiatan berlangsung selama 6 jam, dari pukul 08.00 pagi sampai pukul  13.00 siang. 

Perlu diketahui, kegiatan ini bukanlah sebuah seminar melainkan sebuah kegiatan yang menekankan pada keaktifan mahasiswa/i. Para dosen dan pengawas hanya sebagai fasilitator dan pengatur instruksi acara saja. Selama 6 jam, tiap kelompok akan dibagi ke dalam breakout room untuk mempersiapkan presentasi mengenai topik yang ditentukan. Sebelum masuk ke breakout room, kami diberi arahan mengenai struktur presentasi yang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. 

Pembukaan harus mencakup fokus subjek/objek masalah, data yang mewakili masalah, kapan dan di mana masalah terjadi. Bagian isi mencakup analisis masalah yang menggunakan teknik Strength, Weakness, Opportunity, and Threat atau SWOT. Strengths dan Weaknesses bersifat internal sedangkan Opportunities dan Threats bersifat eksternal. 

Bagian penutup berisikan kesimpulan dan punchline dari keseluruhan presentasi. Dalam breakout room 7, saya dan teman-teman sekelompok mendiskusikan, bertukar pikiran tentang apa yang akan dipresentasikan. Tiap kelompok bebas memilih gaya presentasi, entah drama, talkshow, yang penting tidak memakai slide presentasi. 

Durasi presentasi adalah 4 menit dan tiap anggota kelompok wajib berbicara dan aktif berdiskusi.  Saya mengusulkan untuk memakai gaya debat untuk presentasi kami, dan semua anggota kelompok setuju dengan gagasan itu. Dari 7 anggota, satu dipilih menjadi moderator, 3 orang menjadi kelompok pro, 3 lainnya menjadi kelompok kontra. Kami mengangkat tema batik nasional dengan urgensi anak muda dalam melestarikan batik. 

Secara garis besar, kelompok kontra berpendapat bahwa batik sudah kuno dan tidak memiliki urgensi kelestarian. Kelompok pro berpendapat bahwa batik perlu dilestarikan karena potensi ekonomi, dan nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam batik. Setelah 45 menit persiapan, kami kemudian berkompetisi dengan 3 kelompok lainnya untuk memperebutkan kursi perwakilan ke babak final sebagai kelompok dengan presentasi terbaik dari segi gaya, penyampaian informasi, dan kelengkapan struktur presentasi. 

Di babak pertama, kelompok kami menang dan dipilih menjadi perwakilan. Di babak final, kami berkompetisi dengan 2 kelompok lainnya. Berkat kerja sama dan kesiapan kelompok, kami mendapat posisi pertama kelompok terbaik dari lomba presentasi ini. Di akhir kegiatan, kelompok kami diberi hadiah dan beberapa pengumuman tentang tugas pasca geladi. Kegiatan diakhiri dengan doa.

Dari kegiatan hominisasi, saya belajar untuk menjadi seorang manusia yang tidak hanya berkata-kata tetapi berani bertindak. Kalaupun hanya dapat berkata-kata, setidaknya kata-kata yang keluar dari mulut saya bermutu dan dapat mencerahkan pikiran orang di sekitar saya. Geladi hominisasi membantu saya untuk melihat lebih dalam apa artinya menjadi seorang warga negara yang baik, meskipun hanya seorang mahasiswa. 

Dari topik batik yang saya diskusikan bersama teman-teman kelompok 7, saya belajar untuk mendengarkan dan berpikiran terbuka ketika orang lain berbicara. Berusaha untuk menerima ide-ide yang bertentangan dengan pemikiran saya. Latihan logika dan formulasi bahasa sangatlah penting karena pemikiran dan tutur kata seseorang mencerminkan kualitas seseorang. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, seseorang dituntut untuk memiliki mutu secara pikiran dan perkataan. Logika yang kritis membantu kita untuk berpikir cermat tentang kehidupan dan kata-kata kita adalah alat utama dalam menyampaikan ide yang ada di kepala kita. Manfaat kegiatan bagi saya ini yaitu menunjukkan jalan untuk menjadi seorang manusia Indonesia yang seperti itu dan bagaimana bekerja sama  dengan orang lain, untuk bisa selaras dan sepemahaman dalam memecahkan masalah. Bekal lain yang saya terima adalah bagaimana untuk menyusun sebuah presentasi yang benar mulai dari bagian pembuka, isi, dan penutup. 

Dalam kehidupan kampus, saya percaya bahwa akan ada banyak pemecahan soal baik lewat presentasi, essay, artikel, dll. Kemampuan yang saya pelajari dari kegiatan ini akan sangat membantu saya untuk mengerti dasar-dasar dalam memecahkan suatu masalah misalnya pentingnya pengolahan data, skala prioritas dalam mempresentasikan data dan analisis, cara menganalisa dengan metode SWOT, cara mengatur waktu sebaik mungkin sehingga saya mampu menyampaikan pemikiran yang ada sesuai dengan ketentuan durasi waktu. Tetapi, hominisasi bukanlah akhir dari pelajaran-pelajaran ini melainkan sebuah awal baru. 

Hominisasi adalah awal yang baru bagi saya untuk  melangkah ke depan dengan lebih baik. Saya akan terus aktif secara bermutu baik dalam kelas akademik maupun di tengah masyarakat. Hidup adalah pelajaran, dan tiap hari kita dituntut untuk belajar. 

Sebagai seorang mahasiswa, saya harus belajar lebih giat dan lebih cermat, banyak membaca buku, terlibat dalam diskusi formal atau informal, bertanya ketika tidak mengerti/tahu, membangun hubungan yang sehat dengan teman-teman kampus, dan membangun hidup yang sehat secara rohani dan jasmani, contoh, menjauhi rokok dan hal-hal vulgar. 

Tindakan dan kata-kata kita akan menentukan kesungguhan kita dalam mencintai negara Indonesia. Setiap hari kita akan menghadapi banyak persoalan dan belajar memecahkan persoalan itu lah yang akan meningkatkan kualitas diri kita. Hominisasi banyak membuka pikiran saya dan membuka pintu menuju pengembangan diri yang lebih baik. Mencintai negara adalah dengan terlibat aktif dan kritis dalam kehidupan di tengah masyarakat Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun