Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arah Kiblat Indonesia salah, Sholat Harus di Qadla : Demi Fikih atau Jualan GPS ?

17 Juli 2010   11:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wah...dunia makin aneh......

Setelah Muhamdiyah dengan fatwa haram merokok, yang ditengarai ditunggangi kepentingan Amerika untuk menjatuhkan industri tembakau Indonesia, yang masih dikuasai pemain lokal, agar nantinya mereka bisa mengambil alih. Sekarang kembali Profesor Fikih membicarakan keharusan pemanfaatan teknologi dalam menentukan arah kiblat. Indonesia kembali menjadi sasaran empuk pemasaran produk HP ber GPS.

Kita sering melupakan hal-hal kecil yang bisa berdampak besar. Tindakan untuk hal positif, opsinya bermacam-macam,  demikian pula sebaliknya.  Dampak besar dari statement  : arah kiblat salah ! adalah opsi : mengqadla sholat dan memindahkan arah kiblat masjid. Memindahkan kiblat pun opsinya bermacam-macam, mulai dari mengubah bangunannya, mimbar dan shafnya, atau cukup dengan  memiringkan sajadah saja.
Pembicaraan mengenai keberadaan Tuhan, beragam, mulai dari Tuhan ada dimana -mana sampai manunggaling gusti (Tuhan ada dalam diri kita). Hal ini sebenarnya dijawab oleh ayat : ” Subhana Robbika Robbil Izzati Amma Yashifuun, wa salaamun alal mursaliin wal hamdulillaahi Robbil ‘aalamin” Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Gagah Perkasa dari apa yang kalian sifatkan dan selamatlah para Rasul (yang mengikuti petunjuk wahyu) dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam .

Weleh...weleh.........mau mencari solusi untuk ummat atau mau jadi key speaker produsen GPS ???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun