Mohon tunggu...
Yieen Banne
Yieen Banne Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana UNDIKSAH Pendidikan IPA_Guru SMP Negeri 2 Ayamaru

Mendaki dialam yang asri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Realisme dalam Pendidikan : Apakah Kita Sudah Mengajarkan Dunia yang Sesungguhnya?

16 Oktober 2025   13:05 Diperbarui: 16 Oktober 2025   13:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan

Konsep Dasar Realisme dalam Pendidikan

Realisme adalah pandangan filosofis yang berfokus pada keberadaan dunia nyata secara objektif, yang dapat diamati dan dipelajari melalui pengalaman inderawi. Dalam pendidikan, realisme menuntut bahwa pembelajaran harus didasarkan pada fakta dan pengalaman konkret, bukan semata-mata abstraksi atau idealisme yang terlalu jauh dari kenyataan.

Tokoh-tokoh utama realisme seperti Aristoteles, Thomas Aquinas, dan John Locke percaya bahwa pengetahuan sejati diperoleh melalui pengalaman empiris dan observasi terhadap dunia nyata. Menurut Aristoteles, pendidikan harus membentuk kemampuan berpikir rasional sekaligus membiasakan manusia hidup sesuai kenyataan.

Menurut John Dewey, seorang filsuf pendidikan realis, pengalaman langsung adalah pusat dari proses belajar, dimana siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan yang nyata untuk memahami konsep. Hal ini berbeda dari metode hafalan atau penyampaian teori yang kaku tanpa keterlibatan langsung.

Dalam konteks filsafat pendidikan, realisme melihat bahwa tugas utama pendidikan adalah membantu peserta didik memahami dan beradaptasi dengan dunia nyata melalui penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan praktis, dan disiplin berpikir logis.Prinsip

Prinsip Pendidikan Realisme

Beberapa prinsip dasar pendidikan realisme meliputi:

  • Kenyataan adalah sumber utama pengetahuan. Pembelajaran harus didasarkan pada fakta dan pengalaman konkret.

  • Guru sebagai sumber pengetahuan dan pembimbing. Guru dianggap memiliki otoritas karena penguasaannya terhadap fakta dan realitas.

  • Kurikulum berbasis ilmu pengetahuan empiris. Mata pelajaran seperti sains, matematika, dan teknologi mendapat tempat utama karena dianggap paling dekat dengan realitas objektif.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun