Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayat Tak Terbaca

13 Juni 2020   12:27 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua, amiin.

Sebagai kelanjutan artikel sebelumnya, mari kita simak bersama uraian lebih lanjut tentang iman kepada kitab - kitab Allah. Mengaji Al Qur'an hendaklah dimaknai dengan mempelajari Al Qur'an, agar dapat memahami makna batiniyah yang terkandung didalamnya, sehingga kita dapat mengamalkannya dengan benar dan tepat. Jadi mengaji Al Qur'an, mestinya tidak disama artikan  hanya dengan belajar membaca kitab Al Qur'an dalam bahasa Arab. 

Karena pada hakekatnya Al Qur'an adalah firman Allah atau petunjuk Allah yang membawa rahmat, sebagaimana difirmankan dalam: Surat Al Baqarah ayat 2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, surat Luqman ayat 2. Inilah ayat-ayat Al Qur'an yang mengandung hikmat, surat Luqman ayat 3. menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan petunjuk ini wajibnya di pedomani lalu diamalkan, bukan sekedar dibaca an sich oleh umat yang mengimaninya.   

Agar perintah dan petunjuk Allah (Al Qur'an) ini dapat diwariskan kepada generasi penerusnya, maka dibuat buku atau kitab. Dengan demikian kita  mengetahui, bahwa dalam buku atau kitab Al Qur'an tersebut, berisi tentang perintah dan petunjuk Allah atau firman Allah. Mengenai bahasa yang digunakan dalam pencetakan buku atau pencetakan kitab Al Qur'an, tentu tergantung bangsa dan atau suku bangsa apa yang akan membuat buku atau kitab.  Kalau orang Indonesia yang akan membuat bukunya, sudah semestinya Al Qur'an dicetak menggunakan bahasa Indonesia, agar dimengerti oleh orang Indonesia. 

Kalau orang Jepang yang akan membuat bukunya, sudah semestinya Al Qur'an dicetak menggunakan bahasa Jepang, agar dipahami oleh orang Jepang. Demikian juga kalau orang Arab yang akan membuat kitabnya, sudah semestinya Al Qur'an dicetak menggunakan bahasa Arab, agar dipahami oleh orang Arab. 

Sebagaimana petunjuk-Nya dalam surat Yusuf ayat 2. Sesungguhnya Kami menurunkan berupa Al Qur'an dengan bahasa Arab, agar kamu memahaminya. Mengapa petunjuknya demikian, ya karena yang menerima petunjuk adalah Nabi Muhammad yang nota bene beliau adalah orang Arab. Mudah - mudahan dengan penjelasan ini, kita dapat membedakan Al Qur'an dengan kitab Al Qur'an.

Apabila kita telah dapat memahami beda antara Al Qur'an dengan kitab Al Qur'an, mari dengan mengedepankan kejujuran dan roso pangroso, kita teliti: Sudah benarkah bila mengaji Al Qur'an, lalu disama artikan dengan belajar membaca kitab Al Qur'an dalam tulisan Arab? Kalau benar pendapat itu, lalu bagaimana halnya dengan cara membaca ayat - ayat Allah yang tidak tertulis, berupa jagad raya seisinya termasuk diri manusia? 

Akankah kita harus menunggu setelah mahir berbahasa Arab, baru kita mulai belajar membaca ayat Allah yang tidak tertulis? Ya terlambat sudah. Berarti ayat Allah yang tidak tertulis ini benar sebagai: Ayat Tak Terbaca, oleh umat yang katanya mengimani. 

Lalu bagaimana dan dimanakah tempat, untuk mengaji atau mempelajari, ayat - ayat Allah yang tidak tertulis? Apakah harus disuatu tempat tertentu dan dengan bahasa tertentu? Tidak! Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun, serta dengan bahasa apapun kita dapat mengaji ayat -- ayat Allah. Baik ayat Allah yang tertulis, maupun ayat Allah yang tidak tertulis. Kunci utamanya dalam membaca ayat -- ayat Allah, dengan menggunakan bahasa kita sendiri (bahasa Indonesia). 

Atau bahasa yang kita mengerti, mau bahasa Arab silahkan, mau bahasa Inggris silahkan, mau bahasa Belanda silahkan, yang penting kita mengerti apa yang kita baca itu. Tampaknya perintah dan petunjuk Allah yang tidak tertulis ini, belum banyak orang yang membacanya. Lebih  lebih mengaji dan melaksanakannya, meskipun ayat-ayat tadi sudah kita lihat dan bahkan sudah kita nikmati. Oleh karena itu, mari kita coba belajar mengaji beberapa ayatnya.

Udara. Di alam bebas ini, udara sangat diperlukan bagi kehidupan manusia, binatang dan demikian juga tumbuhan. Udara merupakan benda yang tidak berwarna, tidak berbau, ringan. Dapat bergerak bebas kesana kemari di alam ini, dan menempati ruang kosong, sesuai dengan segala bentuk ruang tersebut. Adakah di antara kita yang dalam hidupnya tidak membutuhkan kehadiran udara? Tidak ada bukan? Karena setiap tarikan nafas, terhisap kedalamnya adalah udara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun