Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayat Mana Diamalkan

12 Juni 2020   12:31 Diperbarui: 12 Juni 2020   12:35 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Surat Al Israa' ayat 7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Mengapa yang katanya pemeluk agama, tetapi masih senang melakukan perbuatan -- perbuatan tercela seperti itu? Kenyataan menunjukkan, lebih -- lebih di era kemajuan teknologi sekarang ini. Sungguh memprihatinkan, memalukan, menyedihkan dan ironis memang, mengaku sebagai pemeluk agama apapun agamanya, namun tingkah laku, perbuatan dan tutur katanya sama sekali tidak mencerminkan layaknya seorang agamis. 

Dengan entengnya, mengkafirkan kelompok lain. Dengan entengnya, memfitnah kelompok lain. Dengan entengnya, menghujat kelompok lain. Dengan entengnya, menyalahkan kelompok lain. Dengan entengnya, menghasut kelompok lain. Dengan entengnya, melakukan kebohongan, melakukan korupsi dan perbuatan tercela lainnya. Kalau ada orang dan atau kelompok orang yang sepak terjangnya seperti itu, berarti hanya wadag atau wujudnya saja yang manusia, sedangkan sepak terjangnya adalah iblis, setan dan sebangsanya, melalui hawa nafsu yang ada di dalam dirinya.

Kalau memang kita ingin memperbaiki diri, mari kita tingkatkan dari pemeluk agama, menjadi penganut agama. Artinya, kita tingkatkan pemahaman kita dari jenjang lahiriyah atau sareat yang selama ini hanya dengan membangga-banggakan atribut yang dipeluk; Meningkat ke jenjang tarekat, hakekat dan makripat, sehingga makna batiniyah dipahami untuk selanjutnya diamalkan dalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata sehari-hari.

Saat sekarang ini, pernyataan -- pernyataan sebagaimana ungkapan di atas, dengan mudahnya dapat dijumpai dalam ujaran -- ujaran di media sosial. Dan sangat disayangkan, yang katanya pemuka-pemuka dengan entengnya berkomentar, bahwa kesemuanya itu terjadi karena dampak dari kemajuan teknologi. Lagi -- lagi pihak lain dalam hal ini kemajuan teknologi, yang dituding penyebabnya. 

Padahal kita masih ingat dengan kata-kata bijak yang berbunyi, bahwa untuk menggapai suatu keberhasilan atau menggapai suatu sasaran kegiatan, tidak bergantung kepada senjata yang digunakan, tetapi bergantung kepada orang yang ada dibelakang senjata. Istilah jaman now, untuk menggapai suatu keberhasilan not depend on the gun, but depend on man behind the gun.

Analog dengan kata-kata bijak tadi, mestinya kemajuan teknologi dimaknai agar dapat memberikan dampak positip bagi kemajuan negeri ini, bila yang memegang atau yang menguasai teknologi, adalah manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Karena itu bagi yang merasa dirinya penganut agama apapun agamanya, dan lebih -- lebih yang merasa menjadi pemuka agama apapun sebutannya, hendaklah menyadari bahwa tugas anda adalah memproduksi man behind the gun itu. Bukan malah membuat kelompok -- kelompok, yang muaranya hanya  untuk mencari kenikmatan duniawi. Mengingat hakekat agama adalah untuk membangun manusia, demi terwujudnya insan yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

Manusia hidup karena kebiasaan, jadi karena sudah saking biasanya, setiap ada permasalahan dengan entengnya selalu mengarahkan telunjuk ke arah pihak lain, dengan tanpa dirasakan melalui rasa yang merasakan atau roso pangroso. Prakteknya setiap menyalahkan kan mengarahkan telunjuk ke pihak lain, mbok coba dicermati dan dirasakan, jari-jari yang lain mengarah kemana? 

Justru lebih banyak jari yang mengarah kepada diri sendiri bukan? Kalau posisinya seperti itu, mbok ya malulah menyalahkan orang lain, karena dirinya sendiri justru lebih banyak berbuat kesalahan yang penuh dengan noda dan dosa.

Kemudian berhijrah dengan mengarahkan semua jari-jari ke diri sendiri, kalau memang ingin memperbaiki akhlak dan budi pekerti dirinya sendiri, agar tidak semakin dalam terperosok kelembah sesat. Karena semua perbuatan, kelak harus dipertanggung jawabkan di hadapan Yang Maha Suci secara pribadi. Meskipun saat berbuat di atas dunia ini dilakukan bersama rombongan, dengan jumlah anggota yang tidak sedikit. Karena itu berhati -- hati dan mari kita sadari, bahwa pertanggungjawaban akhir ada pada diri kita masing -- masing, dan bukan ditanggung oleh pemuka rombongan, pimpinan kelompok, atau pimpinan golongannya.

Surat Al A'raaf ayat 179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun