Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghindari Berpikir Melampaui Kuasa Allah (2)

13 November 2018   06:33 Diperbarui: 13 November 2018   07:04 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Allah berkehendak menciptakan manusia, sebagai khalifah-Nya dimuka bumi. Oleh karena itu melalui pertintah dan petunjuk-Nya, baik berupa  ayat - ayat Allah yang tertulis ( Al Qur'an ) maupun ayat - ayat Allah yang tidak tertulis berupa jagad raya seisinya, Allah senantiasa memelihara agar khalifah-Nya selalu dalam keadaan sehat dan bugar. Bagi siapapun yang mempercayai dan melaksanakannya dengan benar dan tepat, mudahan -- mudahan menjadi insan yang sehat dan bugar, sehingga dapat bertindak sebagai khalifah Allah dimuka bumi.

Apa fungsi manusia yang sesungguhnya? Sesungguhnya manusia berfungsi sebagai kepanjangan tangan Allah dimuka bumi, dengan tugas menyampaikan perintah dan petunjuk Allah dengan benar dan tepat, khususnya bagi diri sendiri dan orang lain pada umumnya. Demi terwujudnya insan yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur, hanya disayangkan tidak semua orang mengetahuinya. 

Surat Saba ayat 28. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Dari ayat ini hendaklah dipahami, dan jangan sampai lalu memproklamasikan dirinya sebagai utusan Allah kepada pihak lain, itu pemahaman yang salah besar. Tetapi utusan yang dimaksud disini, adalah utusan bagi dirinya sendiri.

Mengingat konstitusional manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur nyata dan unsur gaib; Maka setiap manusia hendaklah berusaha menghindari jangan sampai menjadi utusan sang wadag ( unsur nyata), yang nyata-nyata sepak terjangnya dalam keseharian dikendalikan oleh hawa nafsu yang berkiprah atas kendali iblis, setan dan sebangsanya. 

Tetapi hendaklah berupaya keras agar setiap manusia, menjadi utusan dari Sang Suci yang berasal langsung dari Allah berupa Ruh Suci, sehingga sepak terjangnya sehari-hari mencerminkan sifat dan kehendak Allah Tuhan Yang Maha Suci. 

Hendaklah dikaji dengan benar dan tepat ayat -- ayat Allah tersebut, sebelum disampaikan kepada orang atau pihak lain. Yang benar katakanlah benar dan yang salah katakanlah salah, agar seseorang penyampai risalah tadi apapun sebutannya ( pemuka agama, ulama, kiai, ustad atau lainnya ) tidak termasuk dalam kelompok orang yang mendustakan dan atau menyembunyikan ayat-ayat Allah. Karena, sungguh amat berat pertanggung-jawabannya dihadapan Allah. 

Surat Al Baqarah ayat 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat - ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Surat Al Baqarah ayat 174. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.

Mari dikaji bersama surat Al An'aam ayat 145. Katakanlah : Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang di wahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  

Bila dicermati bunyi ayat yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. ini, sudah ada penjelasan lebih lanjut tentang darah, dan sudah ada pemilahan yang lebih rinci. Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa bahan makanan dari daging binatang yang diharamkan atau yang dilarang untuk dimakan, ada 2 katagori. Pertama adalah bahan makanan dari daging yang dikatagorikan kotor, dan katagori kedua adalah bahan makanan dari daging yang disembelih atas nama selain Allah.

Untuk memahami ayat tersebut, mari dikaji bersama dengan mengedepankan kejujuran dan bisa merasa, serta menurunkan gengsi, agar mendapatkan makna hakiki yang terkandung didalamnya. Katagori Pertama. Bahan makanan dari daging yang dikatagorikan kotor, meliputi: bangkai, darah yang mengalir dan daging babi. Mengapa jenis bahan makanan dari daging katagori ini, diharamkan atau dilarang untuk dimakan? 

Untuk jelasnya mari diikuti uraian selanjutnya, menggunakan rasa yang merasakan ( Jawa = roso pangroso ). Akan lebih tepat bila untuk memahaminya, menghindarkan penggunaan perasaan. Karena bila menggunakan perasaan, hanya akan memperoleh simpulan berupa rasa like and dislike belaka, sehingga tidak menemukan atau bahkan justru semakin menjauhkan dari makna yang sebenarnya. 

Bangkai. Secara garis besar, binatang baik besar maupun kecil, kandungan utamanya adalah protein dan lemak, disamping mineral dan air. Pada saat binatang masih ketempatan dzat hidup yang artinya binatang tadi masih hidup, dia mempunyai karakteristik bau atau aromanya masing -- masing. Sehingga aroma kambing, berbeda dengan aroma sapi. 

Demikian pula aroma Unta, juga berbeda dengan aroma kuda, dan lain - lain. Kecuali itu, bahan makanan dari daging tersebut, merupakan bahan makanan yang baik dan sangat dibutuhkan bagi kehidupan di alam ini; Bukan saja dibutuhkan bagi kehidupan manusia, tetapi juga dibutuhkan bagi kehidupan bakteri. 

Binatang, meskipun saat hidupnya memiliki bau atau aroma spesifik yang berbeda - beda, tetapi aroma tadi akan menjadi sama manakala binatang tadi sudah ditinggalkan dzat hidupnya alias mati. Binatang yang telah mati, selang beberapa saat saja sudah tercium aroma yang tidak sedap, karena sudah kehilangan daya tangkal untuk melindungi dirinya. 

Sehingga tubuh binatang yang telah mati termasuk manusia tentunya, dengan mudahnya diuraikan oleh bakteri pembusuk menjadi unsur -- unsur pembentuknya. Akibatnya, meskipun binatang saat hidupnya mempunyai aroma yang berbeda-beda, namun setelah mati akan mempunyai aroma yang sama, yaitu aroma atau bau busuk sebagai akibat dari penguraian bangkai binatang tadi oleh bakteri pembusuk.  

Dari uraian tadi, mudah -- mudahan dapat dipahami bahwa di dalam bangkai binatang sudah dihuni oleh bakteri. Di jagat raya ini, bakteri dapat  di kelompokan menjadi 2, yaitu kelompok bakteri tidak jahat atau bakteri apathogen, artinya kelompok bakteri yang tidak menyebabkan penyakit. Dan kelompok bakteri jahat atau bakteri pathogen, artinya kelompok bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Jadi dapat dibayangkan betapa berbahayanya, kalau sampai bangkai binatang tadi dimakan. Sudah pasti dan tidak dapat dipungkiri lagi, bakteri pathogen akan terbawa masuk kedalam tubuh, dan akan dapat menyebabkan sakit bagi yang memakannya.

Oleh karena itu Allah memberi petunjuk dan sekaligus perintah, bahwa memakan bangkai diharamkan. Atau dengan kata lain memakan bangkai dilarang, karena kalau dimakan akan menyebabkan sakit bagi yang memakannya. Ini sebagai bukti bahwa Allah selalu memelihara manusia, yang nota bene manusia adalah kholifah-Nya dimuka bumi.

Betapa elok dan sehatnya bila manusia yang nota bene adalah khalifah Allah dimuka bumi ini, dapat berkiprah atas dasar sifat dan kehendak-Nya. Namun sangat disayangkan, justru kiprah manusia masih banyak yang bertolak belakang dengan sifat dan kehendak-Nya. Betapa tidak, di satu sisi Allah selalu memelihara manusia agar terhindar dari penyakit, dengan mengharamkan memakan bangkai; Disisi lain manusia dengan pongahnya justru menebar penyakit, hanya karena ingin mendapat keuntungan lebih besar. Apakah si manusia tadi, sudah merasa lebih kuasa dari Yang Maha Kuasa?

Hukum pasar mengatakan, manakala pasokan barang melebihi kebutuhan, maka harga barang dimaksud akan turun. Sebaliknya manakala pasokan barang lebih rendah dari kebutuhan, akan berakibat harga barang dimaksud akan naik. Oleh karena itu pada saat harga daging ayam naik, sering terdengar penjualan daging ayam tiren yang artinya ayam mati kemaren.

 Bagi penjualnya akan merasa senang karena memperoleh keuntungan lebih besar, tetapi harus diingat bahwa perbuatan tersebut sama saja dengan menipu diri sendiri dan orang lain, serta menebarkan bibit penyakit. Mengapa? Karena ayam tiren yang maksudnya adalah ayam mati kemaren, sudah termasuk dalam kategori bangkai.

Hendaklah si penjual tidak merasa bangga, dan beranggapan bahwa perbuatannya tidak ada yang tahu. Anggapan yang demikian tadi, sesungguhnya tidak mengandung kebenaran sama sekali, dan justru sangat berat pertanggung-jawaban akhirnya. Karena meski tidak diketahui oleh pembeli dan orang lain, tetapi perbuatan orang tadi tetap ada yang tahu yaitu oleh Allah Tuhan Yang Maha Tahu. Oleh karena itu, hendaklah orang selalu ingat dan waspada terhadap apapun yang akan dikerjakannya, mengingat Allah selalu bersamanya, dimanapun dia berada sebagaimana difirmankan dalam ayat berikut.

Surat Al Hadiid ayat 4.  Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan

Darah Yang Mengalir. Dalam tubuh binatang termasuk tubuh manusia tentunya, darah berfungsi antara lain sebagai sarana transportasi. Antara lain, mengangkut oksigen dan sari-sari makanan ke jaringan tubuh sebagai tempat proses pembakaran, untuk menghasilkan energi. Demikian juga mengangkut sisa - sisa hasil pembakaran dari jaringan dan racun, menuju ke organ pembuangannya. 

Surat Al Baqarah ayat 173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ( ketika disembelih ) disebut ( nama ) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa ( memakannya ) sedang ia tidak mengingin kannya dan tidak ( pula ) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.    

Dalam ayat ini hanya dinyatakan darah, haram untuk dimakan. Kalau hanya dinyatakan darah (titik), tentunya orang masih bisa bertanya atau bagi orang yang senang debat ya memperdebatkannya. Darah yang bagaimana, yang diharamkan atau dilarang untuk dimakan? Karena kenyataannya darah yang telah dimasak, yang di satu daerah disebut saren dan di daerah lain disebut dideh, banyak dimakan karena memang sangat lezat rasanya.

Agar orang tidak bingung setelah membaca petunjuk dan perintah-Nya, Allah memberi petunjuk dalam surat Al An'aam ayat 145 yang penggalan kalimatnya menyatakan .............. darah yang mengalir ................. Jadi yang semula hanya dikatakan darah saja, disini sudah ada tambahan kata yang mengalir. Dan darah yang mengalir itulah, yang di haramkan atau dilarang untuk dimakan. Artinya, darah yang belum diolah.

Dari penjelasan tersebut, sekaligus dapat untuk membuktikan keunikan Al Qur'an. Keunikan Al Qur'an diantaranya, pernyataan yang terdapat dalam ayat dari surat yang satu, ada penjelasan atau solusinya dalam ayat dari surat yang sama atau dari surat yang berbeda. Oleh karena itu hendaklah dibiasakan untuk mengkaji Al Qur'an menggunakan bahasa yang dimengerti dan berulang, dari ayat pertama surat pertama sampai dengan ayat terakhir surat terakhir. 

Karena sesungguhnya Al Qur'an adalah ayat-ayat yang nyata, dan yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Surat Al 'Ankabuut ayat 49. Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.

Kembali ke masalah darah. Mengapa darah yang mengalir diharamkan atau dilarang, untuk di makan? Karena seperti telah diuraikan sebelumnya, tubuh binatang itu terdiri dari bahan yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bakteri. Sehingga setiap terjadi infeksi, sudah dapat dipastikan adanya bakteri atau virus didalamnya. Namun demikian tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, walau jumlahnya milyaran. Kalau orang ingin melihatnya, harus menggunakan alat bantu yang disebut mikroskop. 

Pernah kita dikejutkan, dengan adanya wabah flu burung yang sangat mematikan di satu daerah. Dan dengan segenap daya dan upaya, Pemerintah menanggulanginya agar tidak sampai wabah flu burung meluas ke daerah lain. Mengingat penularannya kepada orang, dapat terjadi bila orang bersinggungan langsung dengan unggas yang terpapar virus flu burung tersebut.

Mari dibayangkan apa akibat yang akan terjadi, bila darah yang mengalir mengandung bakteri dan atau virus yang mematikan itu langsung dimakan oleh orang, tanpa diolah terlebih dahulu. Selagi orang yang bersinggungan dengan binatang yang terpapar virus flu burung saja dapat tertular, apalagi kalau memakan bagian dari tubuh termasuk darahnya yang belum diolah. Tentu akan membahayakan, bagi diri orang yang memakannya. 

Atas dasar hal tersebut maka memakan darah yang mengalir, diharamkan Allah. Atau dengan kata lain, orang diharamkan atau dilarang memakan darah yang mengalir, agar orang  tetap terpelihara kesehatannya. Ini sebagai bukti bahwa Allah Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memelihara manusia, yang nota bene manusia adalah kholifah-Nya dimuka bumi.

Mudah -- mudahan dari uraian tadi, juga dapat memberikan pemahaman akan keunikan Al Qur'an. Secara nyata dalam satu ayat dari surat tertentu, hanya disebutkan darah haram untuk dimakan. Ternyata pernyataan ini dapat menimbulkan pertanyaan orang atau dapat menimbulkan masalah, lalu disusul dengan satu ayat dalam surat yang lain yang menyatakan, bahwa yang haram atau yang dilarang untuk dimakan adalah darah yang mengalir.

Jadi amatlah kurang bijak, bila seseorang lebih - lebih pemuka agama apapun predikatnya, apakah pemuka agama, ulama, kiai, ustad, penyampai risalah; Yang baru menemukan satu pernyataan dalam satu ayat, langsung dikemas menjadi topik bahasan dan disampaikan kepada masyarakat luas, tanpa melalui check and recheck terlebih dahulu dengan ayat lain yang ada dalam Al Qur'an.

Hendaklah beliau -- beliau tadi selalu ingat, jangan sampai risalah yang disampaikan kepada umat terkesan melampaui kuasa Allah. Karena hal ini akan dapat merugikan diri sendiri, dan umat yang telah mempercayai bahwa setiap apa yang disampaikan adalah benar adanya. Seperti halnya vaksinasi meningitis bagi calon jama'ah haji, dan vaksinasi Rubella sampai saat ini menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat, hanya karena media pembuat vaksinnya mengandung unsur babi. Hendaklah selalu diingat ( Jawa = eling ) bahwa Allah yang menciptakan babi, mengapa manusia mengharamkannya? Mari diikuti uraian selanjutnya, dengan judul Menghindari Berpikir Melampaui Kuasa Allah (3). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun