Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Hikmah Diturunkannya Wahyu Al Quran

21 Juni 2018   12:20 Diperbarui: 21 Juni 2018   12:23 2322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perlu diketahui, Al Qur'an itu punya keunikan. Keunikannya, Al Qur'an hendaklah dibaca dari ayat pertama surat pertama, sampai dengan ayat terakhir surat terakhir secara berulang dalam bahasa sendiri dan atau bahasa yang dimengerti; Karena petunjuk yang terdapat dalam ayat dari satu surat, dengan ayat yang terdapat dalam surat yang lain, saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling menguatkan. Oleh karena itu diperlukan pengkajian melalui rasa yang merasakan ( Jawa = roso pangroso ), untuk mendapatkan makna batiniyahnya.

Benarkah ungkapan tersebut? Mari kita membuktikannya. Surat Al Mu'minuun ayat 12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Surat Al Mu'minuun ayat 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Surat Al Mu'minuun ayat 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Begitulah rangkaian terbentuknya wadag atau jazad manusia, yang berasal dari sari patinya tanah, berupa tumbuhan dan binatang sebagai sumber makanan; Karena itu memiliki sifat -- sifat layaknya kedua jenis pembentuknya itu, misal sifat - sifat: jahil, sirik, iri, dengki, rakus, marah, malas, hasut, dan lain -- lain, dan yang oleh leluhur tanah Jawa di kenal dengan hawa nafsu yang empat yaitu: amarah, aluamah, supiah dan mutmainah. 

Perlu diingat, sampai disini rangkaian ayat Al Mu'minuun ayat 12, 13 dan 14 tadi, baru membentuk wadag atau jazad manusia yang sempurna, belum membentuk manusia. Karena wadag atau jazad manusia terbentuk dari sari patinya tanah yang tampak mata, maka lahiriyah manusia dapat dilihat oleh mata sebagaimana keadaan kita sekarang ini.

Sempurnanya menjadi manusia, apabila kedalam wadag atau jazad manusia tadi ditiupkan Ruh Allah kedalamnya sebagaimana difirmankan, antara lain dalam: surat Al Hijr ayat 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. dan surat Shaad ayat 72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."

Jadi wadag atau jazad manusia yang sesungguhnya merupakan benda mati tadi, setelah ketempatan Ruh Allah yang bersifat ghaib/batiniyah, menjadi hidup dan itulah yang disebut manusia; Apapun warna kulit dan bahasanya, apapun suku bangsa dan bangsanya, apapun status sosial dan agamanya, tidak di beda-bedakan. Ruh Allah merupakan sebagian dan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah Swt. 

Tuhan Yang Maha Suci, oleh karena itu sesungguhnya manusia memiliki sifat-sifat kesucian layaknya sifat-sifat Yang Maha Suci. Atau dengan kata lain, sesungguhnya manusia memiliki sifat-sifat ke-Illahian. Surat Ar Ruum ayat 30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.  

Mudah -- mudahan dari uraian tersebut, kita dapat meyakini dan bersaksi bahwa manusia itu terdiri atas 2 unsur besar, yaitu unsur lahiriyah dan unsur batiniyah, dan inilah konstitusional manusia sejati. 

Unsur lahiriyah berupa wadag atau jazad manusia, dengan sifat-sifatnya: jahil, sirik, iri, dengki, rakus, marah, malas, hasut dan lain -- lain,  sedangkan unsur batiniyah bersifat ghaib berupa Ruh Suci langsung berasal dari Yang Maha Suci, dan yang sudah barang tentu memiliki sifat -- sifat kesucian layaknya sifat-sifat Yang Maha Suci. Kalau boleh dinyatakan, inilah respon atas sabda Nabi: Kenalilah dirimu, niscaya mengenal Tuhanmu, atau yang bahasa Arabnya man arofa nafsahu wakot arofa Robbahu.

Namun kita harus ingat ( Jawa = eling ), keberadaan Ruh Suci terperangkap didalam sangkar berupa wadag atau jazad manusia yang ketempatan hawa nafsu. Oleh karena itu, manusia hendaklah berupaya keras agar dapat mengendalikan hawa nafsunya, sehingga Ruh Suci yang diamanatkan tidak tercemar. Dan bukan malah dikhianati, sehingga tercemari oleh hawa nafsu, yang berkiprah atas kendali iblis, setan dan sebangsanya. 

Surat Al Anfaal ayat 27.  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun