Langit Kupang menjadi saksi bagaimana Perseftim Flores Timur mengakhiri dahaga panjang di El Tari Memorial Cup XXXIII. 'Laskar Lewotana', yang telah menanti 15 tahun untuk mencapai babak semifinal, kini melangkah lebih jauh dengan memastikan tempat di putaran nasional Liga 4 Indonesia. Pada laga penuh drama di Stadion Oepoi, Minggu (23/3/2025) malam WITA, mereka menaklukkan Perse Ende---sang juara tiga kali ETMC---dengan skor tipis 3-2 dalam perebutan third place.
Kekalahan di semifinal dari Bintang Timur Atambua seperti tak lagi membekas saat kapten tim, Patisari Aukoli, menjadi pahlawan dengan torehan hat-trick. Perseftim tak hanya meraih kemenangan, tetapi juga mengukuhkan identitas mereka sebagai kekuatan baru sepak bola Nusa Tenggara Timur.
Sejak peluit kick-off dibunyikan, Perseftim langsung mengambil inisiatif serangan. Dengan  pressing yang intens, mereka menekan lini pertahanan Perse hingga kewalahan. Peluang demi peluang tercipta, tetapi penyelesaian akhir belum menemui ketajaman yang diharapkan. Namun, momentum akhirnya tiba di menit ke-23. Patisari Aukoli, yang sebelumnya gagal memaksimalkan peluang, menebusnya dengan cara luar biasa. Berawal dari pergerakan lincah di sisi kanan, ia melepaskan curled shot yang melengkung sempurna ke sudut gawang tanpa bisa dijangkau kiper Perse Ende. Perseftim unggul 1-0, menggetarkan stadion dengan sorakan penuh semangat.
Keunggulan itu tak membuat Perse goyah. Tim yang menyandang status juara ETMC 2022 ini mulai menemukan ritme permainan mereka. Lini tengah dikuasai, aliran bola lebih tertata, dan intensitas serangan meningkat. Upaya mereka membuahkan hasil di sepertiga awal babak kedua. Adi Atep (64') mengeksekusi free kick spektakuler dari jarak 25 meter. Bola meluncur deras, melewati pagar betis, dan menghujam gawang Perseftim tanpa bisa dihentikan kiper. Skor kembali imbang 1-1, membuat pertandingan semakin sengit dengan determinasi tinggi dari kedua tim.
Waktu normal berakhir tanpa ada pemenang, memaksa laga berlanjut ke extra time, di mana ketahanan fisik dan mental menjadi penentu. Perseftim kembali mengambil alih kendali permainan. Menit ke-97, Patisari Aukoli---yang akrab disapa Bojes---menunjukkan kualitasnya sebagai predator di jantung pertahanan lawan. Menerima bola di luar penalty box, ia menggocek bola di tengah hadangan tiga pemain bertahan Perse sebelum melepaskan tembakan keras ke sudut kiri gawang. Gol brilian itu membawa Perseftim kembali unggul 2-1, memicu euforia di kubu mereka.
Drama belum usai. Menit ke-112, blunder fatal terjadi di lini belakang Perse. Muhajir Sulaiman yang tinggal sendirian di area pertahanan terlalu lama mengontrol bola. Ia terjatuh saat mencoba menyapu bola, membuat pemain sayap Perseftim merebutnya dan mengirimkan umpan ke kotak penalti. Bojes, yang sudah di muka gawang, menyambutnya dengan sepakan akurat. Skor 3-1 untuk keunggulan Perseftim.
Perse Ende mencoba memperkecil ketertinggalan di menit ke-115 melalui skema set-piece yang tertata rapi. Muhammad Nauval, yang berdiri tanpa kawalan, menyambut bola dari tendangan sudut dengan first-time volley sebelum sempat menyentuh rumput. Gol itu membangkitkan asa, namun waktu berkata lain---peluit panjang segera mengakhiri harapan mereka untuk menyamakan kedudukan.
Melangkah ke Putaran Nasional dengan Kepercayaan Diri
Kemenangan ini bukan sekadar memastikan tempat di putaran nasional Liga 4 Indonesia, tetapi juga menegaskan bahwa Perseftim telah keluar dari bayang-bayang masa lalu. Setelah bertahun-tahun menunggu, mereka kini berdiri sejajar dengan para raksasa sepak bola NTT.
Dari sebuah tim yang 15 tahun hanya menjadi penonton, kini anak-anak Ignasius Halan menjadi bagian dari panggung utama. Jalan ke Liga 4 masih panjang, tetapi satu hal pasti---Laskar Lewotana tak lagi sekadar peserta, mereka adalah pesaing yang siap mengukir sejarah baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI