Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

The History of Biological Warfare Versus Covidiot

4 Agustus 2020   03:38 Diperbarui: 4 Agustus 2020   03:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejarah penggunaan kuman penyakit sebagai senjata, adalah sebuah sejarah yang panjang. Sudah dimulai sejak zaman Kubilai Khan. Serdadu Tartar dari Mongolia ini melemparkan mayat mayat orang yang mati karena penyakit black death dengan catapult ke dalam benteng pertahanan lawannya.

Sejarah juga mencatat, pada tahun 1763 tentara Inggris membagikan selimut bekas pasien cacar kepada suku Indian. Dan akibatnya, 90 persen orang Indian pun mati. Inggris berusaha memusnahkan penduduk asli Benua Amerika itu tanpa membuang banyak peluru. Bertopeng charity pula. Lalu mereka menguasai benua baru itu. 

Penjajahan pun dilanjutkan. (Sejarah juga mencatat bahwa sepanjang sejarah, pemerintah Inggris sudah membunuh 150 juta jiwa manusia di seluruh belahan dunia). Bangsa Inggris memang adalah teroris sejati bagi kemanusiaan.

Sebelumnya, pada tahun 1495, tentara Spanyol mencampur wine dengan darah penderita kusta, lalu menjualnya ke Perancis, Naples dan Italia.

Tentara Jepang juga pernah mencemari lebih dari seribu sumber air di China dengan kuman kolera dan tipus, saat perang dunia ke dua. Akibatnya, ribuan penduduk sipil China meregang nyawa.

Pesawat tempur Jepun juga pernah menghujani China dengan bom keramik, yang berisi basilus antrax.

Uni Sovyet tak ketinggalan, tercatat pernah mengembangkan senjata biologi yang berbasiskan virus marburg, virus ebola dan virus arena.

Karena sejarah kelam nan panjang itu, naif sekali jika banyak pihak yang serta merta menuduh para penganut teori konspirasi masa kini sebagai covidiot. Mungkin mereka tidak pernah membaca sejarah penggunaan kuman penyakit sebagai senjata perang. Sebagai alat intimidasi. Bahkan sebagai pendongkrak income ekonomi. Mungkin juga mereka itu aslinya memang bodoh. Tapi bersuara keras.

Di zaman manusia serba sopan namun munafik ini, tidak ada lagi yang tidak mungkin. Operasi intelijen menggila. Belum lagi operasi intelijen kontra intelijen. Al Qaeda dan ISIS adalah sebagian dari padanya. Istri Bill Clinton pun mengakui hal ini. Bahwa itu adalah sebagai bagian dari kerjaan CIA. Demi penguasaan minyak dan pasar senjata Amerika. Setelah tuduhan mereka soal senjata nuklir Iran terbukti cuma propaganda dusta.

Bagaimana dengan Bill Gates? Apakah ia sejatinya adalah seorang zombi bertopeng charity juga? Mengingat ia adalah penguasa mayoritas saham di banyak perusahaan farmasi dunia pembuat vaksin? Sejarah akan membuktikannya. Sayangnya, saat itu terbukti, biasanya para pelaku utamanya sudah pada mati.

Saat uang sudah dipertuhankan. Peri kemanusiaan tinggal cerita basi di dalam perpustakaan yang melapuk dimakan zaman. Hati nurani sudah mati. Yang tersisa cuma zombi. Dan sedikit manusia. Yang masih mencoba bertahan. Agar tak kehilangan moral. Dan akal sehatnya.

Anda ada di sisi mana?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun