Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sebuah Fragmen di Ruang Tunggu

5 Agustus 2020   09:07 Diperbarui: 5 Agustus 2020   18:17 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/Free Photos)

Secangkir teh itu tak kau habiskan. Sekerat roti, gigitan terakhir, tak kau selesaikan. 

"Kurasa ada yang perlu kubiarkan, menjadi remah-remah masa silam." 

Entah kepada siapa kau tinggalkan pesan. Suara perempuan mengumumkan, pesawat tujuan awan segera diberangkatkan. Kau berdiri, merapikan pakaian. Menghilang dari pandangan, sekejap kemudian.

Ada yang tak kau perhitungkan. Seorang petugas datang membersihkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun