engkau memanggilku rupanya
dengan isyarat mata yang menjanjikan cahaya
dari seberang jalan
dari kerinduan dalam
Â
berhari-hari kita bersitatapan
dalam keriuhan dan rasa bimbang
dalam amis kota menyebalkan
Â
engkau tersenyum untukku rupanya
membangunkanku dari rasa sia-sia
rasa tak punya dan rasa tak percaya
maka tetaplah di situ
sebentar aku menyeberang
menyuruk ke dalam pelukanmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!