Kemajuan teknologi digital telah memberikan peluang luar biasa dalam dunia pendidikan. Namun, pendekatan yang terlalu teknokratis sering kali mengabaikan esensi kemanusiaan dalam proses belajar. Artikel ini mengulas pentingnya desain pembelajaran yang humanistik dalam konteks digital, yaitu pembelajaran yang tetap menempatkan siswa sebagai subjek utama yang utuh secara kognitif, emosional, sosial, dan spiritual. Konsep-konsep seperti personalisasi, empati, refleksi diri, serta peran guru sebagai fasilitator menjadi dasar dalam membangun ekosistem pendidikan digital yang bermakna dan inklusif.
Kata Kunci: Desain humanistik, teknologi pendidikan, digital learning, personalisasi, pembelajaran bermakna.
Di tengah masifnya transformasi digital di sektor pendidikan, muncul pertanyaan fundamental: apakah teknologi hanya sebagai alat bantu atau telah mengambil alih peran utama dalam proses belajar? Dalam konteks inilah, pendekatan humanistik menjadi sangat relevan—yakni mengembangkan pembelajaran digital yang tidak hanya efisien secara sistem, tetapi juga mendalam secara makna.
Pendekatan humanistik dalam pendidikan bertumpu pada pandangan bahwa setiap individu adalah makhluk unik, dengan potensi, motivasi, dan kebutuhan yang berbeda. Maka dari itu, teknologi pendidikan perlu dirancang untuk mendukung perkembangan utuh manusia, bukan sekadar efisiensi mekanis.
1. Konsep Dasar Pembelajaran Humanistik
Pembelajaran humanistik berakar pada teori Abraham Maslow dan Carl Rogers, yang menekankan pentingnya aktualisasi diri, kebebasan memilih, dan perasaan memiliki dalam proses belajar. Ciri-ciri utama pendekatan ini antara lain:
- Siswa sebagai pusat pembelajaran
- Kebebasan dan pilihan dalam belajar
- Pengakuan atas kebutuhan afektif dan sosial siswa
- Guru sebagai fasilitator, bukan pengendali
Dalam konteks digital, prinsip-prinsip ini perlu diterjemahkan ke dalam desain pembelajaran yang interaktif, reflektif, dan adaptif terhadap karakter peserta didik.
2. Ciri Desain Pembelajaran Humanistik Digital
a. Personalisasi Konten dan Proses
Teknologi memungkinkan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan minat masing-masing siswa. Aplikasi berbasis AI dapat menyesuaikan materi dan kecepatan belajar dengan gaya kognitif siswa.