Transformasi digital dalam dunia pendidikan membawa berbagai kemudahan, seperti akses materi belajar tanpa batas, efisiensi administrasi, dan fleksibilitas metode pembelajaran. Namun, pergeseran ini juga menimbulkan tantangan signifikan terhadap aspek emosional peserta didik. Artikel ini membahas hubungan antara perkembangan digitalisasi pendidikan dan kesejahteraan emosional siswa, dengan mengkaji dampak, tantangan, dan strategi integratif agar pendidikan digital tetap berlandaskan pada kebutuhan afektif manusia.
Kata Kunci: Digitalisasi pendidikan, aspek emosional, pembelajaran daring, kesejahteraan siswa, teknologi pendidikan.
Digitalisasi pendidikan telah mengubah lanskap belajar-mengajar secara signifikan dalam dua dekade terakhir, terutama sejak pandemi COVID-19 yang memaksa institusi pendidikan beradaptasi cepat dengan teknologi daring. Namun, dalam arus modernisasi ini, terdapat kekhawatiran bahwa dimensi emosional---yang menjadi fondasi penting dalam tumbuh kembang peserta didik---semakin terpinggirkan. Maka dari itu, penting untuk mengevaluasi bagaimana digitalisasi dapat tetap mendukung aspek emosional dan sosial anak didik.
1. Digitalisasi Pendidikan: Definisi dan Perkembangan
Digitalisasi pendidikan mencakup proses penerapan teknologi digital dalam semua aspek pembelajaran, mulai dari penggunaan Learning Management System (LMS), pembelajaran berbasis aplikasi, hingga AI tutor dan metaverse classroom. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas, mengatasi batasan geografis, serta personalisasi pembelajaran.
Di Indonesia, program digitalisasi mulai mendapat dorongan melalui berbagai inisiatif seperti "Merdeka Belajar", platform Rumah Belajar, dan integrasi Google Classroom dan Microsoft Teams dalam pembelajaran daring.
2. Dimensi Emosional dalam Proses Pendidikan
Aspek emosional berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik: rasa aman, motivasi, keterhubungan sosial, serta kebermaknaan belajar. Teori pembelajaran sosial-emosional (SEL) menunjukkan bahwa keterampilan seperti kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, dan kerja sama sangat penting bagi keberhasilan akademik dan pribadi siswa.
Pendidikan yang berhasil tidak hanya mengembangkan kecerdasan kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan kesiapan sosial-emosional individu.
3. Dampak Digitalisasi terhadap Kesejahteraan Emosional Siswa
a. Isolasi Sosial dan Kehilangan Interaksi
Pembelajaran daring menyebabkan berkurangnya kontak langsung antarpeserta didik dan guru, yang dapat mengakibatkan perasaan terasing, kehilangan motivasi, dan stres.