Mohon tunggu...
Bang Doel
Bang Doel Mohon Tunggu... Freelancer - Hallo, semua

Cuma suka lihat orang pada menulis, jadi kadang ikut-ikutan nulis. Buat mampir selain disini, silakan kemari: https://www.doel.web.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kata Siapa Ikut BPJS Hanya Untuk Sendiri?

18 September 2016   16:52 Diperbarui: 18 September 2016   23:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu yang mendapatkan Kartu Indonesia Sehat. (Sumber: dokumentasi pribadi)

BPJS Kesehatan mengumpulkan iuran dari masyarakat tidak serta merta untuk kepentingan jangka pendek saja. Ada kepentingan jangka panjang yang senantiasa diperjuangkan oleh program JKN lewat BPJS. Menurut hasil penelitian Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) yang dimuat oleh Kompas.com, program JKN yang dijalankan oleh BPJS ini telah berkontribusi banyak dalam pembangunan kesehatan Indonesia.

Tercatat dalam laporannya selama 2014, program JKN berkontribusi dalam industri kesehatan sebesar Rp.4,4 Triliun, obat-obatan Rp.1,7 Triliun, lapangan kerja di bidang kesehatan Rp.4,2 Triliun, dan pembangunan rumah sakit sebesar Rp.8,36 Triliun. Sehingga jika dihitung, maka total kontribusi JKN untuk pembangunan sektor kesehatan sebesar Rp.18,66 Triliun. Nilai ini tentu saja bakal terus meningkat, seiring semakin bertambahnya jumlah peserta BPJS.

"Jadi, jika ada tetangga ibu yang kebetulan tidak memiliki KIS karena sudah mampu membayar iuran, tolong bilang saja, bayar iuran BPJS ini hitung-hitung berbuat amal membantu orang,"

Ibu-ibu ini mengangguk.

Tapi ada salah seorang ibu yang kebetulan ikut dalam pembicaraan kami dan bertanya.

"Pak, saya dengar peserta BPJS sering dipersulit bahkan ditolak oleh pihak rumah sakit, benarkah begitu?" tanyanya.

Ibu-ibu yang lain sepertinya setuju dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan ini sepertinya sangat mewakili mereka. Dan sejurus kemudian, mata mereka terfokus pada saya, menanti jawaban yang memuaskan.

Perihal penolakan pasien peserta BPJS oleh rumah sakit sebenarnya perlu diklarifikasi lebih lanjut. Pasalnya, jika ada rumah sakit yang tidak mau menerima pasien peserta BPJS, maka ijinnya bakal dicabut oleh pemerintah. Memang pernah ada protes dari rumah sakit swasta yang menolak pasien BPJS tersebab aturannya belum disinergikan pada tahun kemarin. Namun mulai tahun sekarang, kondisinya berangsur-angsur membaik.

"Hanya memang jika kita peserta kelas 3, maka kita bakal mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan kepesertaan yang dimiliki," jawab saya.

Penutup

Ada banyak orang serupa Yati dan ibu-ibu disini, yang tak paham akan deretan perlindungan sosial dan jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah. Dan jika mereka mendapati pemahaman, mereka tahunya bahwa apa yang mereka dapatkan pun serta merta dari dana pemerintah. Sementara di sisi yang lain, pembayar iuran bulanan di BPJS merasa mereka memberi uang di loket untuk kepentingannya sendiri. Bahkan ketika ada salah satu peserta yang sakit, mereka merasa bahwa biaya yang dibayarkan oleh BPJS adalah uangnya, bukan uang iuran bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun