Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apa yang Menyebabkan Kualitas Sepak Bola di Benua Afrika Lebih "Menjanjikan" Ketimbang Benua Asia?

15 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 16 Agustus 2022   00:05 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat dari reputasinya kita sudah mampu menilai pemain-pemain Afrika memang memiliki ciri khas yang menonjol serta kehebatan (Foto: KENZO TRIBOUILLARD /AFP via KOMPAS.com)

Akibatnya, banyak klub-klub asal asia yang terpaksa menjual pemain-pemain andalannya yang sudah terkenal dan justru menggunakan pemain lokal yang kualitasnya belum memadai untuk bersaing di level yang lebih tinggi. 

Hal di atas justru berbanding terbalik dengan apa yang telah dilakukan di banyak negara-negara eropa dan Amerika Utara. Mereka telah merencakan dengan matang tentang investasi bagi klub-klub yang berlaga di beberapa liga domestik di sana. Alhasil kita tak akan kehabisan nama-nama pemain sepakbola hebat setelah pensiunnya Ronaldo dan Messi suatu saat nanti.

3. Krisis Leader (Pemimpin)

Jika di Amerika Latin, kita menemukan nama macam Marcelo Bielsa yang sanggup mendobrak tatanan taktik persepakbolaan dunia atau Rinus Michels yang menemukan taktik Total Football, serta Nama Ruud Gullit dan Joseph Guardiolla yang mampu memperkenalkan strategi "tiki-taka" dalam dunia sepakbola, atau taktik negatif football yakni "parkir bus" ala Jose Mourinho dan Diego Simeone. 

Di Benua Asia kita tak akan menemukan nama-nama seperti itu. Benua Asia telah jauh tertinggal dari negara-negara lain di Benua Eropa dan Amerika dalam hal penguasaan taktik sepakbola. 

Hal tersebut dapat dilihat dari fakta, bahwa masih banyaknya klub-klub asal benua asia yang masih bergantung dengan kualitas pelatih asing asal benua Eropa dan Amerika. Akan sangat langka kita dapat menemukan pelatih hebat sekelas Shin Tae Yong dalam beberapa tahun ke depan.

4. Kualitas Kompetisi yang monoton dan justru tak berkembang

Adanya kompetisi macam Liga Champions Asia dan AFC CUP di benua asia memang menjanjikan tantang tersendiri bagi para pemain-pemain top asal benua Asia itu sendiri. 

Namun yang menjadi masalah, justru hadir dari ketimpangan kualitas di masing-masing liga dari masing-masing negara yang menjadi kontestan kompetisi tersebut. 

Klub-klub yang berlaga di Liga Champions Asia yang berasal dari negara-negara macam Thailand, Vietnam, India, Pakistan, Myanmar, Indonesia, Singapura, Malaysia, dan masih banyak lagi justru tak mampu bersaing ketika dihadapkan dengan tim-tim mapan asal Jepang, Korea, Arab Saudi, Iraq, dan China. 

Alhasil, kualitas kompetisi akan semakin terdegradasi setiap tahunnya. Belum lagi permasalah sponsor dan hak siar menjadi permasalah tersendiri yang urung terselesaikan dan belum mampu mengangkat citra dan kualitas sepakbola Benua Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun