Sehabis tiga kehilangan bodoh, Arsenal berada di pinggir kesia-siaan. Membuang 6 poin di pucuk juara adalah kejatuhan mental seorang jagoan. Tiga kali draw melawan medioker di ujung viktori adalah puncak kelelahan panjang menanggung beban mental juara. Arsenal mengalami fatique. Apakah masih di kembalikan? Agak susah karena fatik tidak bisa reversibel.
Gudang Senjata London Utara kehilangan grip mereka saat memanen hanya tiga seri di laga mutakhirnya membuat mereka hanya memegang 5 poin di atas juara bertahan, finalis FA dan semifinalis Liga Champion Manchester City. Apakah The Gunners akan bisa menembus tekanan Man City yang paten memainkan juego de posicin, permainan posisi.Â
Dengan kotak-kotak horisontal dan vertikal yang diisi oleh maksimum tiga di horisontal dan maksimum dua di vertikal membuat segitiga atau wajik Man City berjalan melayang menakutkan. Pivot belakang Ruben Diaz dan pivot depat Gundogan akan menggeser- geser dan merusak saluran utama Arsenal,Thomas Partey-Odegaard.
Tetapi Mikel Arteta adalah pemilik punggung 10 Barcelona semasa silam sebagai pemain muda dan kemudian menjadi poros keren  sebagai salah satu yang dicetak oleh Pep Guardiola karena teknik, keterampilan, visi, passing, kesadaran, dan kecerdasan taktisnya di atas rata-rata.
Kini Arteta sebagai pelatih akan menantang Suhu Pep, dengan romantisme sebagai salah satu  The Young Gun, penembak bintang Arsenal di 2011. Kini Mikel Arteta adalah salah satu pelatih unik dengan formasi satu kesebelasan yang biasa, tapi dengan permainan yang tidak biasa. Mikel telah merangkai seperti perajin tangan buah prakarya detil di posisi penting dengan spesialisasi pemain yang mencuat menjadi sebuah tim yang kreatif.
Namun sejatinya, inilah akan menjadi pertandingan adu dua poros Arsenal dan Mancester City.  Apakah terlihat nanti, Arsenal akan memodifikasi modul double pivotnya demi pertahanan dan counter attack, sementara Pep saya yakin akan bergeming dengan as dua pivotnya.Â
Tapi ngomong-ngomong Arsenal mempunyai  bek sayap Oleksandr Zinchenko yang begitu mobil sehingga selalu ditugasi sebagai poros dengan single pivot atau pivot mandiri. Jadi Arsenal sebenarnya tidak standar dengan menjalakan Zinchenko seperti pesawat dengan sayap miring ke kiri, ini yang menarik dari Arsenal sebagai kesebelasan dengan formasi yang tidak simetris yang membuat mereka memiliki poros ganda yaitu, poros Partey-Odegaard dan poros sorangan wae pada Zinchenko.
Arsenal adalah penyerang karena mereka The Gunners itu keniscayaan, formasi dasar adalah normal-normal saja, 4-2-3-1, tetapi naluri serangnya membuat gelandang serang mereka (biasanya Granit Xhaka, tapi mungkin masih belum fit) akan merubah formasi  tajam menjadi 4-1-4-1. Seperti saat melawan Southampton, Arsenal lebih menekankan keseimbangan karena tanpa Xhaka saat itu memundurkan Martin Odegaard ke garis gelandang menjadi 4-3-3.
Tetapi kini Arsenal sedang menukik dari top ke bottom, tak ada yang tahu penyebab pasti, hanya keluhan Arteta yang berkaitan dengan kondisi mental pemainnya.
Jalan ke puncak yang dilakoni Arsenal sebenarnya tidaklah terlalu istimewa meskipun hasilnya mengejutkan melesat ke posisi puncak, namun The Gunners tidak mampu mempertahankan resultantenya.Â
Menurut saya kesebelasan oposisi Arsenal pada ujungnya mulai mengetahui lubang lubang meriam itu. Sebab Arsenal bisa melesat dengan banyak modifikasi yang brilian dengan modif yang kadang sangat personal pada formasi standar kesebelasan pada umumnya.
 Seperti bek miring Zinchenko, menciptakan penyerang ke empat (Xhaka), membebastugaskan Odegaard sebagai penyerang depan untuk membuat overload belakang lawan, alih tugas Jesus menjadi penekan serangan balik ketimbang penyerang murni, menduplikasi Ben White sebagai full back kanan yang berfungsi  juga sebagai double center back untuk bertahan, dan banyak lagi akal-akalan Arteta yang kreatif.Â
Semua hal ini membuat pusing lawan, namun pada akhirnya, saya pikir Arteta sampai pada level kejenuahan modifikasi kesebelasannya sehingga stagnan dan pemainnya banyak yang keliru, karena begitu kompleks multi task dari pemain-pemainnya yang memang memiliki kelebihan.
Menurut saya melawan anak-anak Joseph Guardila yang sudah imun dengan Meriam London, Mikel ebih baik mengalahkan superambisiusnya. Restruktur pasukan ke pertahanan menjdi lebih numerik untuk mementahkan game position The Citizen.Â
Merubah sedikit estrim tanpa rasa malu untuk memilih formasi 5-4-1 untuk pertahanan kuat yang memungkinkan bek tengah Holding sebagai sweeper untuk menyapu setiap bola yang menuju pusat gol City, Erling Haaland.Â
Variasi yang paling okeh dengan kapasitas Arsenal adalah menyerang dari formasi 5-4-1 ke bentuk 3-4-3 dimana bola dimainkan melebar ke sayap atau dimainkan melalui lini tengah ke striker.Â
Sayap akan di bentuk oleh Zinchenko dan White dari belakang dan Saka-Martinelli di depan. Gelandang Partey bisa sebagai gelandang serang dari tengah tegak lurus ke penyerang Gabriel Jesus. Pola variasi formasi ini bisa dibuat stabil untuk mendapat keunggulan numerik baik di belakang maupun di area tengah. artinya dengan formasi dan kapasitas kreatif pemain Arsenal yang rata-rata out of the box akan menyulitkan gravitasi  persegi diamond Erling Haaland-Mahrez-Graelish-Bruyne.
Ini pasti joss tenan jika dikerjakan oleh Mikel Arteta, tapi sayang ini hanya khayalan penulis yang sudah jenuh dengan gaya bermain  Pep Guardiola yang tidak pernah berubah dan lagi The Citizens menang melulu langganan juara EPL, atau lulagilulagi.
Meski masih 5 pertandingan ke depan, melawan City, Arsenal harus menang, untuk menapak juara EPL 2022-2023, jika Manchester City juara, EPL enggak ada fantasi dan spektakulernya.
"Victoria Concordia Crescit" Arsenal!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI