Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Lama Sara

5 Maret 2023   11:05 Diperbarui: 5 Maret 2023   11:08 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajah Sara memberengut tapi pesonanya malah menebar, saya diam di sebelahnya, atau memang saya enggak tau diri.

Kamu menggoda saya, hari demi hari? Katanya.
Aku mencintaimu!
Itu membuatku lelah!
Demi Tuhan, saya tak bisa melepaskannya!
Itu menghantuiku!
Apakah kamu belum bisa?
Sara membisu dia mengangguk.

Hari keduabelas di bulan terujung, bangku kami berbincang menjadi tanah musim gugur, pohon-pohonnya diam tapi menjatuhkan daun-daun berbarengan seperti mengecat wajah pedestrian. Sara bergeming baunya harum, sejak saya mengenalnya dan berusaha memenangkan cintanya yang baru.

Menghirup udara sore mengenang waktu singkat perkenalan, perempuan ini begitu cepat menjatuhkan saya pada cinta pertama.
Sara perempuan mempesona, wajahnya mengurai cinta, tapi masih, hatinya menyimpan cinta lama seperti tak berujung.
Sampai kapan menunggu waktu, sementra waktu telah menjadi teman yang baik yang akan membuat saya menjadi tua.

Kau tidak boleh melajang demi aku! Tiba-tiba Sara bersuara mengambil tangan saya.
Saya memandang jalur indah matanya.

Aku akan mengganti cinta lamamu! Bisik saya cermat.
Itu kesia-siaan! Jawabnya.
Aku akan menemukan jalan!
Mengganti cinta lamaku?
Yap! Berikan aku ruang dan waktu, Sara!

Bibir Sara menyudut menahan senyum indah.
Saya mendekap jemarinyan mencium punggungnya yang mewangi, lalu beranjak meninggalkan gadis impian itu. Dalam kalbu, saya bertekad untuk menelusuri asal muasal cinta lama Sara, tak lain agar saya bisa menaklukkannya dan menggantinya dengan cinta yang baru.  

Tidak mudah memang, menguak udara yang tak jelas arah tujuan mencari cinta lama Sara. Tak ada penuntun, hanya angin yang membawa seperti Arjuna mencari cinta, tapi cinta yang lawas? 

Yang saya ngerti, saya hanya berjalan menggembol cinta baru sebagai penukar cinta lama Sara. Hingga akhirnya saya berjalan bagai tujuan hidup, memakan masa, menelan sengsara,  menahan udara, demi cinta lama.
***
Tahun ke13 berkelana ditengah harapan yang berkedip, saya tiba di tanah kelahiran Sara yang masih diresapi embun rendah. Saya merapatkan jaket menahan suhu, mencoba mencari satu-satu orang yang langka saya jumpai. Rumah-rumah kayu anyam yang berjauhan banyak menyisakan ruang-ruang kosong dan rerimbunan. 

Hingga saya menjumpai beberapa bocah bermain engklek, tak terlihat sosok dewasa. Saya melangkah mendekat, sementara salah satu gadis kecil melirik sedang dua lainnya menyurut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun