Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelatih Itu Tidak Lagi Bernama Ajax Van Gaal

9 Desember 2022   14:19 Diperbarui: 9 Desember 2022   14:27 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Belanda, Louis van Gaal dan Virgil van Dijk World Cup / Soccrates Images/GettyImages Sumber: 90min

Dia memang bukan pembaharu seperti Rinus di dalam sistem bola sepak Belanda, tetapi dia memacu kereta Oranje ke dalam suatu kesebelasan yang kompleks namun terkendali, sederhana tapi menarik, kesebelasan Belanda yang Ajax dan kesebelasan Ajax yang Belanda seperti menjadi aturan menir satu ini.

 Lalu, pernahkan anda melihat suatu kesebelasan yang ruwet di lapangan? Dan itu tidak pernah tampak pada skuad warna kuning jingga ini, mereka memiliki pakem yang panjang hingga sekarang sehabis menghapus totaalvoetbal yang labil dan lalu hanya bertahan seumur jagung dan mencoba memutus kultus Crujff. 

Sebelum 5-3-2, Van Gaal memfilosofi bumi magenta Netherland dari tanah yang rendah dia akan menyerang, teknis dan taktis, dan kita akan  melihat pesona pemain-pemain Belanda dengan kualitas yang khas dari jaman ke jaman. 

Van Gaal menanam formasi 4-3-3 yang mendukung sirkulasi bola membagi ruang lebih merata untuk setiap pemain, memposisikan mereka ke dalam garis yang berbeda, secara alami menciptakan segitiga, dan membuat para pemain lebih dekat ke bola satu sama lain. 

Menyerang dengan pertahanan yang sederhana dengan sisi serang flank yang mencengangkan dan mengoper bola dari kaki ke kaki melalui ruang. Louis  mengatakan bahwa menyerang adalah bukan penguasaan bola, sepakbola Van Gaal adalah untuk menyerang daripada bertahan, untuk memenangkan pertandingan dengan mencetak lebih banyak gol daripada kebobolan.

Kepemilikan tidak dianggap sebagai strategi menyerang dengan sendirinya tetapi hanya strategi untuk mengontrol permainan. Pragmatis? Belanda seperti tidak pernah mengenal sepakbola pragmatis, dengan segala istilahnya seperti  parkir bus, bola mati, pusat permainan pada pemain bintang, adalah tabu buat warna oranje ini.

 Kita pun tidak pernah melihat posisi yang acak-acakkan di pitch dari orang-orang Dutch ini, mereka adalah pengunci posisi yang jelas, satu lawan satu, yang nyaris seperti sebuah game. Makanya Van Gaal dikritik legenda Crujff  yang menganut kebebasan pemain, bahwa van Gaal adalah pelatih rigid. Hingga saat ini pemain Belanda adalah pemain yang sama yang memulai dari meja blue print, program latihan sampai mewujud di dalam permainan di lapangan.

Kambali nanti, dalam perdelapan Qatar world cup 2022, kita akan disuguhkan laga klasik Albiceleste vs Oranje, apakah Van Gaal akan memperbarui kekalahan semifinal 2014 (adu penalti) melawan Argentina? Kelihatannya demikian, harga klasik yang dimainkan kala itu tercatat murahan dari suatu pertandingan yang suram dan kala itu Belanda dikalahkan Argentina 2-4 dalam adu penalti oleh kiper Argentina Sergio Romero.

Saya mengajari Romero bagaimana cara menghentikan penalti di Alkmaar, kata Van Gaal. Jadi itu hal yang menyakitkan, lanjutnya.

Kali ini Van Gaal pergi ke negeri teluk  dengan koper 5-3-2 setelah membuang 4-3-3 ke tempat sampah disertai serapah Virgil yang berkerut atas ketidaksetujuannya pada perubahan formasi ini,  dan Van Gaal yang kini sudah menyentuh 71 tahun dengan handicap prostatnya berusaha lebih masuk akal dan menjadi lebih bijak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun