Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester City vs Liverpool: Sepakbola Praktis Tidak Menarik

11 April 2022   12:33 Diperbarui: 11 April 2022   13:14 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti sudah kongkalikong semalam, pelatih Catalan Joseph Guardiola dan dan pelatih Armenia Jurgen Klopp, menampilkan pertunjukkan sepakbola praktis yang tidak menarik. Keduanya membawa permainan bola kaki kembali ke suasana sepakbola tradisional dengan moda serang yang linear yaitu adu speed menyongsong umpan terobosan berulang-ulang guna mendulang goal sebanyak-banyaknya. 

Tidak ada permainan gila Manchester City yang terkenal lewat Jack Grealish atau permainan flash Liverpool dari seorang Mohammed Salah, semuanya seperti barisan robot dengan serangan sprint antara orang bertahan dan orang menyerang.

Apalagi berharap seperti Guardiola terbaik di jaman Vincent Kompany, David Silva, Aguero dan Sane sekaligus juga Jurgen Klopp dengan keajaiban Dortmund yang memaksa tim kelas satu Bayern Muenchen harus turun mesin membenahi kesebelasannya.

Semalam mungkin begitu berat, dua petinggi kesebelasan di dua papan atas kerajaan Inggris ini harus menanggung beban liga paling ketat di dunia dengan bahasa Inggris pula.

Merumput dengan 4-2-3-1,  Manchester City pada basicnya menempatkan tiga penyerang pelari cepat Jesus-Sterling-Foden ditopang gelandang serang kapten De Bruyne, guna memanfaatkan kelambanan bek pusat Liverpool, van Dijk dan Matip yang berkaki berat.  

Semakin tampak pula dari penempatan  yang aneh Bernardo Silva, gelandang serang City, kini menyamping sejajar dengan Rodri yang menandakan kehati-hatian terhadap ancaman sprinter Liverpool. Namun Silva adalah Silva, dia adalah pitch breaker, dia juga bukan gelandang bertahan meski dioperasikan paralel dengan play maker Rodri, Silva akan cepat mengurai setelah pertahanan untuk membangun serangan pada saatnya. 

Padahal biasanya Silva adalah bayangan Kevin De Bruyne sebagai salah satu false nine.

Demikian pula Liverpool menandakan diri dengan 3 striker mobile Salah-Jota-Mane untuk memanfaatkan center back ManCity, Stones dan Laporte yang kurang memiliki kecepatan. Memakai Jota tidak Firmino, adalah menunjukkan bahwa sepak bola Liverpool kali ini adalah kecepatan semata, dan Firmino yang sedang naik daun mungkin dinilaiterlalu kreatif untuk melakukan strategi praktis ini.

Anehnya sehabis menit lewat 70, dan kedudukan bertahan alot 2-2, sepertinya kedua pelatih ini melakukan hal yang semestinya dilakukan terhadap kebiasaan kesebelasannya.

 Diawali oleh Klopp yang memasukkan Luis Diaz di serang sebelah kiri sebagi usaha lebih kreatif di penyerangan yang jenuh, dibalas oleh pelatih gundul Guardiola menurunkan Riyad Mahrez dan selanjutnya Naby Keita dan Firmino lau diakhiri dengan masuknya Jack Grealish. Tapi itu ternyata tidak berjalan bagus, tidak terjadi apa-apa sama sekali, karena sepertinya mereka sudah sepakat bahwa 2-2 adalah pantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun