Berapa kalikah kamu melihat hari?
Sedang aku sesaat lahir itupun lewat air mata bayi
Semenjak itu pula aku tak menangis
Dan hari tidak pernah berganti
Pagi tak terlihat pulang
Malam pun luput menjelang
Dari silam mereka menggantung dipunggung kecil ku
Bahkan ku tak bisa mengisi kosongnya
Pada langkah jalan
Yang dekat tapi tak pernah habis
Yang tak jauh dari hari mati
Yang menentukan apakah aku di awal atau di akhir
Ku pikir aku berada di tengah sekarang
Tanpa keputusan
Padahal hari itu sudah ada
Sejak hari pertama di mataku
Aku pun mengisi kosongnya hari
dengan kekosonganku
Aku harus terus menggunakan
Supaya dia tetap ada
Meski tak beranjak
Itu satu-satunya hari yang kumiliki
Berapa kalikah kamu melihat hari?
Bolehkah ku melihat hari-hari?