"Jika hendak jumpa dengan para lelaki, bapak silakan menyusur sungai kecil ini", wanita yang tadi mensergah, sebelum terucap kata dari bibirku. "Jauh?" tanyaku. "Oh, tidak, sekejap bapak akan tiba" sahutnya. Dan segera saja aku pamit untuk mengikuti arah petunjuk mereka, menyusur kali kecil yang airnya bening penuh ikan warna koi terlihat berselancar seperti kaca. Tak lena, segera kulihat para lelaki sedang berjejer, beberapa bergandeng tangan, beberapa bercengkerama. Satu dua lelaki menoleh ku dan menyambut dengan senyum kerabat silam seperti sekandung. Aku bergegas menghambur mendekat serentak mereka mendekapku bak seorang adik.
"Jangan terlalu dekat dik!" beberapa orang menahanku lembut, agar tak melampaui batas yang telah mereka markahi, yang mulai tertampak oleh mataku yang mulai syak dan kepo.
Kutatap ada batas sedikit kabur, batas yang berwarna rona biru tempat kami berpijak dengan rona putih, tempat dimana berdiri begitu berjubel orang bersesakan, seperti dalam penantian. Dan ku hanya diam terpana, dengan mata berkaca.
"Kita Lockdown" seorang lelaki di sebelahku berucap perlahan.
Kupandang  lurus orang orang berjejal di zona rona putih di seberang, seakan ku kenal dan ku mengerti mereka, yang  tampak berharap mendapat ijin untuk memasuki biru langit kami.