Tumbuh Kembang Dalam Kesederhanaan
Insan film Indonesia di awal kemerdekaan dihadapkan pada keterbatasan alat dan teknologi. Sadar akan hal ini maka para sineas kerja keras-kerja cerdas dengan memfokuskan karya mereka pada isi konten. Maka jangan heran bila kita dapati kualitas film-film Indonesia di fase ini begitu ciamik dan berbobot! Â
Adalah film "Lewat Djam Malam" yang bukan sekedar film klasik, tapi cermin historis para pemuda Indonesia pasca-kemerdekaan. Dirilis pada tahun 1954 dan disutradarai oleh maestro Usmar Ismail, film ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perfilman nasional, bahkan diakui dunia melalui restorasi internasional.
Inti Konflik Dan Sinopsis Cerita
Tokoh utama kita adalah Iskandar, seorang pahlawan muda nan gagah berhati teguh. Di medan laga ia rela perlaya ke haribaan Tuhannya demi kemerdekaan Indonesia.
Syahdan, perang pun usai.
Iskandar kembali ke kehidupan nyata menjalani hari hari sebagai seorang karyawan sipil di Bandung. Dari sinilah awal cerita berkembang: Idealisme nasionalis seorang Iskandar bertabrakan dengan realita pragmatis yakni masyarakat yang korup, selfish serta jauh dari nilai-nilai kemerdekaan.
Di sisi lain, Iskandar si pemuda gallant kita juga terus dihantui rasa bersalah sebab membunuh seseorang atas perintah atasan yang ternyata keliru! Untuk mengobati lara hati, Iskandar menemui teman-teman seperjuangannya. Namun alangkah terkejutnya ia mendapati rekan-rekan hidup matinya di medan juang kini telah berubah menjadi kumpulan insan manipulatif bergelimang kemewahan.
Mereka sebut diri mereka pahlawan, yang dengannya masyarakat Indonesia menaruh respek dan memberikan banyak privilege untuk mereka. Padahal sejatinya mereka culas, minim kontribusi, tak jujur dan tak layak untuk mendapatkan tempat bermartabat yang kini tengah mereka jabat. Ironis!
Iskandar kita guncang!