[caption id="attachment_407819" align="aligncenter" width="600" caption="Konvoi Jalan Kaki Pelajar Melewati Depan Polres Salatiga (Foto:bbs)"][/caption]
Ratusan pelajar SMA di Kota Salatiga, Minggu (5/4) siang menggelar aksi penolakan terhadap paham radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Di mana, selain mengumpulkan tanda tangan di atas spanduk, mereka berjalan kakijuga keliling lapangan Pancasila.
Langkah para pelajar ini, mengikuti jejak seniornya yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang Jumat (27/3) lalu telah lebih dulu menggelar aksi konvoi untuk menolak keberadaan ISIS di Salatiga. Di mana, usai mengumpulkan seribu tanda tangan, mahasiswa yang berjumlah sekitar 60 orang itu melanjutkan konvoi.
Tidak jauh berbeda dengan seniornya, gabungan pelajar beberapa SMA di Salatiga sebelumnya juga berkumpul di Mesjid Raya yang terletak di lingkungan kampus IAIN. Setelah membubuhkan tanda tangan di atas puluhan spanduk, pk 12.30 mereka mulai menggelar konvoi jalan kaki.
[caption id="attachment_407822" align="aligncenter" width="559" caption="Ratusan Tanda Tangan Di atas Spanduk Ikut Diarak (Foto: bbs)"]

Phobia terhadap ajaran ISIS, belakangan memang menghinggapi warga kota Salatiga. Selain kalangan pelajar dan mahasiswa, di beberapa kampung juga terpasang spanduk penolakan paham radikal ISIS. Kendati begitu, ternyata tak seluruh pelajar yang mengikuti aksi mengetahui secara detail tentang ISIS.
Salah seorang pelajar yang mengaku bernama Sodiq, ketika ditanya perihal ISIS tak bisa berkomentar banyak. Yang ia ketahui, melalui siaran televisi, ISIS berulangkali melakukan eksekusi terhadap orang- orang yang tidak sepaham. “ Soal pelanggaran hukum ISIS di Indonesia, saya belum tahu,” ungkapnya.
[caption id="attachment_407827" align="aligncenter" width="567" caption="Pelajar Putri Ikut Jalan Kaki Di tengah Terik Matahari (Foto: bbs)"]

Sebelas dua belas dengan Sodiq, seorang warga Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga bernama Marianto (45) juga mengakui, ia tak begitu paham dengan keberadaan ISIS. Kalau dirinya sedikit mengerti sepak terjang ISIS, semuanya hanya bersumber dari media. “ Kalau ISIS di Indonesia, saya juga belum tahu gerakannya. Emangnya anda tahu to ?”, tukasnya balik bertanya.
Terlepas tahu atau tidak tentang paham radikal ISIS, nampaknya kebersamaan warga Salatiga dan para pelajarnya dalam menolak ISIS, layak diapresiasi. Sebab, hal ini merupakan langkah penangkal bagi masuknya ajaran ISIS sedari dini. Soal pemahaman paham radikal yang selama ini kerap digembar- gemborkan di berbagai media, akan sangat bijak bila tokoh- tokoh agama mau memberikan pencerahan yang tentunya harus sarat dengan logika (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI