Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kursi Roda untuk Lelaki Bisu dan Lumpuh

1 April 2019   18:16 Diperbarui: 2 April 2019   23:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samsudin didampingi bapak ibunya tertawa di atas kursi roda (foto: dok pri)

Mirip anak- anak, untuk mandi ibunya memasukkan ke ember besar selanjutnya diguyur air. Karena tak mempunyai kamar mandi yang layak, Samsudin biasanya dimandikan di ruangan depan. Ia juga kesulitan duduk, sehingga, lebih banyak dalam posisi tengkurap berjam- jam sembari ngiler- ngiler.

Setelah hampir 30 menit berbincang, akhirnya Bamset berpamitan. Ada kesedihan yang mendalam di benak Bamset, dalam perjalanan ia terus berfikir bagaimana cara mendapatkan kursi roda untuk Samsudin yang malang itu. Lagian, dirinya juga berjanji pada Siti akan mengupayakan kursi roda kendati bekas pakai.

Min Hadi menerima penyerahan kursi roda dari Bamset (foto: dok pri)
Min Hadi menerima penyerahan kursi roda dari Bamset (foto: dok pri)
Donasi Kursi Roda

Hingga tiba di rumah, Bamset langsung melakukan koordinasi dengan Lentera Kasih untuk Sesama (Lensa) Kota Salatiga. Ekspektasinya, komunitas sosial itu memiliki kursi roda yang bisa didonasikan. Untungnya, Atha selaku Ketua Lensa merespon positif keinginan Bamset menyiapkan alat bantu bagi Samsudin.

Pk 14.00 donasi kursi roda sudah dieksekusi Bamset dengan didampingi relawan Relintas yang selain membawakan pakaian pantas pakai, juga menenteng sembako. Perlu diketahui, mengutip pengakuan Siti, anaknya memiliki baju yang jumlahnya terbatas. Bahkan, tiap habis dicuci, begitu kering langsung dipakai kembali.

Ekspresi kebahagiaan Samsudin tak mampu diredam (foto: dok pri)
Ekspresi kebahagiaan Samsudin tak mampu diredam (foto: dok pri)
Perlu waktu sekitar 30 menit untuk mencapai kediaman Samsudin yang berjarak 20 an kilo meter. Sampai rombongan kecil relawan tiba, kebetulan Samsudin tengah ditunggui bapak dan ibunya.

Seperti galibnya orang berkebutuhan khusus, ia terlihat malu- malu. Maklum, ada 5 perempuan cantik di depannya. Begitu pun ketika disodori dua lembar sarung dalam kondisi baru serta baju- baju baru, awalnya tetap menyembunyikan wajahnya di balik bantal kumal.

Hingga 10 menit kemudian, saat Samsudin mampu beradaptasi, ia mulai tertawa lebar. Terlebih lagi ketika melihat adanya kursi roda yang diidamkannya, spontan tertawanya makin pecah.

Oleh bapaknya, Samsudin dibantu untuk duduk di kursi roda, hasilnya lelaki malang itu terkekeh sembari ngiler- ngiler. " Kami sekeluarga sangat berterima kasih atas bantuan kursi roda ini. Sebab, sampai kapan pun juga, kami tak mungkin mampu membelinya," kata Min Hadi menahan haru.

Bamset sendiri mengakui, realisasi kursi roda untuk duafa ini merupakan kolaborasi dua komunitas sosial, yakni Relintas dan Lensa, terkait hal tersebut, pihaknya berharap agar seluruh komunitas sosial di Kota Salatiga mau pun Kabupaten Semarang bisa menjalin kerja sama yang manis demi kepentingan duafa. " Pasalnya, masih banyak duafa- duafa di luar sana yang butuh bantuan kita," jelasnya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun