Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jualan Quote, Jualannya Para Motivator

20 Juli 2016   07:21 Diperbarui: 20 Juli 2016   21:02 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: istimewa | twitter @ratricr

Pada zaman kini orang semakin memerlukan motivasi karena menghadapi permasalahan yang semakin rumit. Para motivator muncul layaknya seorang nabi dengan banyak pengikut yang memberi mantra manjur untuk mengatasi persoalan hidup. Awal tahun 2000-an mereka muncul bak jamur pada musim hujan. 

Agar tampak berkesan dan menaikkan citra, hal yang harus mereka lakukan adalah memproduksi quote sebanyak mungkin. Lazimnya sebuah quote dikutip oleh orang lain dengan memeras saripati dari sebuah wacana besar sang tokoh (wawancara, pidato, presentasi, karya tulis), lalu dipublikasikan. Namun, motivator sekarang berbeda, mereka memproduksi sendiri kutipan dari teks yang sengaja mereka ciptakan--mirip dengan membuat peribahasa atau pepatah petitih.

Saya membayangkan para motivator itu kerja hari-harinya memang memikirkan produksi kata-kata. Pastilah mereka mengoleksi berbagai macam kamus dan tesaurus. Mereka juga melakukan riset terhadap peribahasa, pepatah, nasihat, dan teks-teks kuno orang-orang terdahulu. Lalu, mereka kemas ulang dengan bahasa kekinian.

Facebook, Twitter, Youtube, dan Instagram menjadi media publikasi quote produksi sendiri ini yang tak tertahankan--memang inilah momentum itu. Bahkan, agar lebih menarik, quote diproduksi dalam bentuk meme dan disebarkan secara viral. Akan tetapi, tampaknya kebanyakan quote itu tidak terlalu kuat menancap di benak banyak orang--mungkin karena saking seringnya si tokoh memproduksi quote atau memang tidak ada quote yang berkesan dalam.

Beberapanya dengan percaya diri membukukan quote-quote pribadi mereka yang telah disebarkan di media sosial ataupun yang baru saja dibuat pas bangun tidur. Ya, quote menjadi bagian tidak terpisahkan dari bisnis motivasi. Ada yang memang mengumpulkannya dari tokoh-tokoh terdahulu ataupun pepatah/peribahasa kuno anonim, ada pula seperti saya sampaikan, coba membuat sendiri.

Tidak hanya para motivator, orang kebanyakan pun akhirnya ikut-ikutan membuat quote yang bukan quote atau lebih tepat mereka memproduksi pepatah dan peribahasa berdasarkan pemikiran dan perasaan mereka sendiri untuk disebarkan. Alih-alih memotivasi, teks-teks kutipan/pepatah/peribahasa yang dibuat sendiri itu kadang melahirkan cibiran dan sindiran karena pencetusnya terkesan sebagai orang yang bijak bestari. Padahal, dalam kehidupan sehari-harinya tidak begitu; lain di mulut lain di hati.


Prasangka buruknya produksi quote ini memang sekadar bisnis pencitraan. Berbeda dengan orang-orang terdahulu yang membuat peribahasa atau pepatah dengan maksud menasihati atau menjentikkan gagasan secara tulus. Demikian pula para tokoh sejarah yang mengucapkan frasa atau kalimat tertentu untuk membakar semangat banyak orang. Prasangka baiknya quote memang sejatinya diciptakan untuk memotivasi dan membawa perubahan pada kehidupan yang lebih baik.

Beberapa orang menjadikan quote sebagai joke seperti membuat kata-kata berikut: "Sebuah pekerjaan akan menjadi lebih mudah jika tidak dikerjakan". Saya sendiri kadang juga memproduksi quote sebagai bentuk kreativitas semata karena memang godaan membuat quote yang dikutip dari pemikiran dan perasaan sendiri ini tidak terbendung di media sosial--kadang saya menertawakan saja diri sendiri yang sok-sokan buat quote (Emang lu siapa?).

Saya ingat betul ketika SD menjelang SMP ikut klub BMX. Ketua klub saat itu mengeluarkan quote yang sampai kini tertanam di benak saya, entah ia dapat dari mana kata-kata itu. Bunyinya: Biar kalah asal menang. Sampai sekarang kutipan empat kata itu sangat memotivasi saya bahwa meski kalah, saya harus menang. Inilah pemikiran "koplok" yang diperlukan pada zaman kini. 

Nah, apakah Anda punya mental dan bakat motivator? Jangan remehkan soal produksi quote ini. Mudah-mudahan ini bukan iklan, saya menerima jasa pembuatan quote. Ha-ha-ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun