Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan Puisi: Rencana Merinci ADA. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah Peringkat # 1 ========================================== Puji TUHAN atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Bertemu dengan Diri Sendiri (14)

16 Januari 2024   20:23 Diperbarui: 16 Januari 2024   20:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Bertemu dengan Diri Sendiri (14)

Tidak seperti yang sudah-sudah. Kali ini tidur Trimo benar-benar pulas hingga tuntas lepas rasa letihnya tanpa terpotong oleh adanya orang yang membangunkan. Sejak ia masuk area makam sampai sekarang belum ada satupun orang yang masuk ke dalam makam. Dusun Ciptagelar ini seperti menggelar sunyi yang merata. Merata sunyinya baik siang maupun malam, juga merata sunyinya baik di dalam makam maupun di luar makam. Di dalam kesenyapan ini, Trimo mencoba memanggil semua rasa yang ada di dalam perasaannya untuk ditanyai tentang pengalaman dari perasaannya itu selama dia tinggal tidur. Jawabannya adalah kosong atau tepatnya suwung. Suwung dari semua keinginan. Suwung dari kesadaran tentang ada atau tidak adanya dirinya ini. Suwung dari rasa untuk menganggap bahwa dirinya itu penting. Semua rasa itu tidak ada satupun yang mewakilkan rasanya ke dalam kata atau ke dalam bahasa manusia. Semua rasa hanya terwakili oleh rasa yang dibawanya dan rasa yang dirasakannya. Sehingga utuh tidak terkurangi atau tertambahi maknanya.

Setelah selesai bermonolog dengan rasa, kemudian Timo pergi keluar dari makam menuju tepi barat Dusun Ciptagelar. Selama perjalanan di dalam dusun ini, dia tak pernah berpapasan dengan orang. Hanya suara-suara dari balik rumah yang ada di kiri kanan jalan yang dilaluinya. Jarak antar rumahpun saling berjauhan. Sebenarnya ada keinginan Trimo untuk mengetuk pintu salah satu rumah sekedar ingin tahu ada siapa sajakah di dalam rumah tersebut. Tapi niat itu dia urungkan karena Trimo tak ingin menuruti rasa keisengan yang timbul dari dalam benaknya. Trimo belum menemukan alasan yang kuat dan belum menemukan manfaat penting apa kelak buat langkah perjalanan berikutnya.

Trimo melanjutkan langkahnya lagi dan tak berselang lama, muncul suara-suara dari rumah yang lainnya. Kata-kata dan bahasa yang disuarakan sama sekali tidak dia kenali dan tidak dia pahami. Namun dari lantunan intonasinya mengandung arah makna tertentu dengan tema tertentu, yaitu kesedihan, kegembiraan, pertengkaran, dan lain-lain. Sedang detilnya,  tentang kesedihan karena apa, kegembiraan karena apa,  dan pertengkaran karena apa, Trimo sama sekali tidak tahu. Puaskah Trimo atas pengetahuannya yang sangat terbatas ini dalam arti tidak detil? Keraguan Trimo mulai muncul. Nafsu ingin tahu Trimo mulai berkobar. Berkobar mengobarkan rasa penasarannnya terhadap suara-suara di balik rumah-rumah yang dia lewati tadi. Rumah-rumah di Dusun Ciptagelar yang menurut persangkaan Trimo adalah rumah-rumah milik rumah tangga lengkap dengan penghuninya. Sebagaimana pengalamannya dan pengetahuannya selama ini tentang rumah dan kehidupan rumah tangga di dalamnya yang terdiri dari orangtua dan anaknya atau suami istri dan anak-anaknya. Betulkah rumah di dusun ini sama dengan rumah-rumah pada umumnya? Bisakah tanpa masuk ke dalamnya, Trimo bisa mengetahuinya? Bisakah Trimo memahami hakekatnya tanpa menyertakan prasangkanya? Dan kelak mampukah Trimo bertemu dengan dirinya yang sejati sebelum jiwanya meninggalkan rumah jiwa atau jazadnya?

TAMAT

(bertemu dengan diri sendiri (14), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemu dengan Diri Sendiri (14). Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun