Betapa mulianya jadi penggembira. Merekalah peracik suasana. Sejenak duka dijauhkan, seharusnya tanpa stigma yang membahayakan.
Suporter sering membawa stigma. Bisa bertindak semaunya, abaikan hukum yang ada. Tanda noda itu tak disadari. Lalu berbuat sekehendak hatiÂ
Disulut sedikit, api membesar setinggi bukit. Tadinya tenang mendadak jadi auman. Apalagi bila semakin heterogin dan anonim.
Kerumunan penggembira mudah sekali kalap. Semakin nanar bila merasa paling benar. Gelap mata, hilang ingatan. Nanar dan onar tumpah di jalanan.
Penggembira ternyata mampu menghimpun nafsu. Gerak hatinya meletup tidak karuan. Wajah marah murka, tak kuasa dihindarkan.
Nafsu memang berpotensi membangkitkan kemarahan. Bersuara sangat keras, tindakannyapun makin beringas.Â