Di jagad maya, terkesan mudah menuju bahagia. Jika yang dikejar kepuasan batin, tentu mesti pandai memperelok keinginan. Musim kemarau kering, dikira kemerduan suara hujan berdenting. Viral dijadikan motif utama. Kebenaran cerita, itu nomor dua.
Di awal berumah tangga, dikawal oleh kehendak jadi sakinah. Setelah akad nikah tersisa gelegak gairah. Tetapi hanya karena alasan gundah, muncul niatan untuk berpisah.
Di jagad maya, bersliweran kebahagiaan semu. Fakta disamarkan, diolah jadi opini menipu. Daulat untuk bergendang riang, sambil menunggu kedatangan keberuntungan atau kemujuran yang berorientasi tajir melulu.
Heroisme palsu disulut menggebu. Tapi jika menjadi terdakwa ujaran kebencian, menangis tersedu-sedu. Tadinya dengan gagah berkata : "Akulah baiduri. Heroik dan pemberani".
Di jagad maya, makin sulit menjadi diri sendiri. Padahal semboyan "Gnothi se auton" sudah ada sejak zaman Yunani.