Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Burung

10 Juli 2022   21:15 Diperbarui: 10 Juli 2022   21:34 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Rene Burri 1957 - Bersumber dari twitter d.L.P. yang diretweet oleh Lisandru

Bersangkar indah, kadang burung bernyanyi pongah. Seolah dialah sumber suara indah satu-satunya. Suara lain pasti fals dan salah.

Apalagi jika burung di satu sangkar ikutan bernyanyi. Anak emas dianggap sebagai satu-satunya sumber kebenaran tanpa cacad hakiki.

Bersangkar indah, burung bernyanyi pongah. Tak peduli dengan kemungkinan salah, sesat, dan palsu. Semuanya ditangkal tanpa malu.

Pemilik burung pun merasa, bahwa kebenaran adalah tanda satu-satunya. Barang siapa yang berani melanggar, langsung dikategorikan sebagai pengingkaran. Kriteria kebenaran pun ditetapkan tanpa meskipun.

Kebenaran tentang penilaian suara burung koleksi pribadi sepertinya perlu diuji. Agar tak ada kesan bahwa itu bukan selera pribadi.

Adakah burung yang bersuara paling merdu ? Ditunggu sampai kapan pun, ada bias di situ. "Bener iku sok ora pener" . Terutama jika hanya mendengarkan suara burung kesayangan sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun