Kondisi jalan bermacam-macam. Jalan pintas menarik perhatian. Pada umumnya yang diidamkan adalah jalan lurus. Â Di alam nyata, kemudahan jalan pintaslah yang dipilih demi mengejar jaminan kecepatan, mengurangi keletihan.
Tak siap gagap, melewati kelokan tajam. Disertai semangat menggebu, menepi rasa termangu-mangu. Terdapat kerelaan yang dipaksakan, demi tercapainya  nikmat tujuan.
Jalan pintas tidak selalu dilalui dengan pantas. Tentu banyak rambu yang dilanggar, seperti ikrar yang ingkar.
Hakikatnya, dangkal atau mendalam, senantiasa ikut dalam setiap perbuatan. Sifat tulus, mestinya berada di kiri dan kanan jalan lurus. Tidak menunggu direndahkan, karena itu termasuk pengalaman yang tidak mengenakkan.
Jalan lurus itu mengabadi. Apalagi jika dinaungi oleh kecermelangan langit. Tentu akan memperjelas mana lembah, dan mana bukit. Sesat jalan pintas akan meniada, manakala kita semakin memahami peta.