Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gebyar Cerah Dunia

17 Mei 2022   07:32 Diperbarui: 17 Mei 2022   07:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri  -  Besubroto

Wangi bunga, jelas sumbernya. Jika dicari tak akan bersembunyi. Makin semerbak jika disapa. Itu celah agar mampu berbagi.

Di dataran tinggi, mereka semakin bereksistensi. Di Tawangmangu, malah berseri.  Dijumpai dalam berbagai jenis. Tersenyum murni, sangat optimis.

Bunga bernuansa kuning, suka suasana hening. Denting suka cita, ditebarkannya. Merajut cinta yang mengabadi lama.

Eksistensi manusia pun berbeda. Aroma berebut pengaruh lebih terasa. Realitanya semu. Aromanya pun tidak ingin selalu bertamu. Ia hanya pemanis, penuh dengan wacana "lamis". Andai tumbuh di dataran tinggi pun, masih berebut pengaruh tak pernah jenuh.

Kemisteriusan itu bibit kemalangan. Keharumannya menyatu semu. Datang pergi semau-mau.

Wangi bunga, jelas sumbernya. Ia tak pernah mengada-ada. Ditutupi dengan berbagai citra. Mengabaikan fakta, bahwa gebyar cerah dunia ternyata bisa jadi sumber derita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun