Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meruncingkan Pandang Si Mata Kucing

1 Maret 2022   04:59 Diperbarui: 1 Maret 2022   05:03 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Alexander Bronfer  -  Bersumber dari twitter Laetirature

Meruncingkan pandangan, agar menghunjam, jadi idaman. Cari pengikut, yang "grubyak-grubyuk", memancing buih perih. Merasa tersakiti, bertindak gampang, tak mau pelik. Hindari luruh, ambisi bergemuruh, menantang musuh.

Lidah liarnya, berbicara dahulu, malas berpikir. Batin tak lapang, gampang meradang, penuh dengan hasutan. Si mata kucing, tajam berkilat, merasa paling hebat.

Mengasah lidah, terasa sangat mudah, untuk berkilah. "Singat andaka", sangatlah berbahaya, karna runcingnya. Jadi penyebab, berakhir terjerembab, yang tanpa sebab.

Persepsi itu, sangat subjektif, mungkin jadi reaktif. Sulit sekali, jika tak dihayati, khasanah hati. Ketajamannya, dari mata ke aksi, lupa kendali.

Sinar mata yang liar, kadang tak murni, cari posisi. Pandang si kucing liar, berbinar-binar, selalu benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun