Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memeluk Suara Nyamuk

6 Desember 2021   07:44 Diperbarui: 6 Desember 2021   07:47 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ketenangan Pantai"  -dokpri besubroto

Di hape seorang kakek, tersimpan ceria wajah cucu-cucunya. Dari lahir hingga dewasa. Tetapi belum tentu mereka menyimpan wajah kakeknya. Entah di hape atau di dalam dompetnya.

Kebaikan hati dan kehangatan, tidak selalu mengunduh kedekatan. Ia menghampiri hanya kadang-kadang. Perhatian dan kedekatan sok berjarak dengan kebaik-hatian. Belajar menghargai orang lain, hanya pas untuk dijadikan slogan.

Dalam kebisingan alam, waspadai suasana diam. Tak ada suara ngang nging ngung, malah menimbulkan rasa was-was. Demikian pula dengan dunia anak yang penuh gejolak perasaan yang ditidurkan pulas.

Kita adalah pengamat ada atau tidaknya suara bising itu. Jika diamnya makin mengendap, ditengarai ada gelagat. Mereka asyik sendiri, tiada yang peduli.

Mendengarkan suara nyamuk berarti memeluk kehangatan. Suasana hening diam, malah melahirkan kecurigaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun