Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membaca Takdir

2 Juni 2021   18:29 Diperbarui: 2 Juni 2021   18:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tulisan nasib itu selalu samar terbaca. Jika tidak senantiasa berusaha. Ia berkendara semangat. Penuh dengan cucuran keringat. Diikat didorong cinta yang erat.

Garis hidup pun berdegup. Getarannya menggoncang hidup. Jatuh bangun itu biasa. Persis sedang belajar naik sepeda.

Kadar kodrat menyuratkan rakdir. Dari hulu menuju hilir. Menggariskan, dan menyuratkan karsa. Lahir semangat hidup tak akan berakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun