Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

ISO Management System and Compliance Practices. https://www.effiqiso.com/ is my blog about ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, and ISO 45001 topics. Menulis Buku: The Best Way to Keep Your ISO 50001 Certification Current, ISO 9001:2015: A Useful Narrative Handbook for Novices, preserving mental well-being in the digital age.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Darurat Baca Pejabat: Saat Pernyataan Publik Buktikan Mereka Tak Paham Isu yang Dikelola

3 Oktober 2025   19:00 Diperbarui: 3 Oktober 2025   09:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu siang di bulan September 2025, Menteri Agama Nasaruddin Umar berbicara di hadapan publik tentang peran guru dalam pembentukan moral bangsa. Namun, pernyataannya justru memicu gelombang kemarahan nasional. Ia menyebut bahwa banyak guru "kurang disiplin" dan "tidak menjadikan profesi sebagai panggilan jiwa." Pernyataan itu cepat menjadi viral, bukan karena mendapat dukungan, tapi karena membuka luka kolektif dari jutaan pendidik yang selama ini bekerja dengan gaji pas-pasan dan beban kerja yang tinggi.

Yang lebih mencemaskan dari blunder tersebut bukan hanya kecerobohan komunikasi, tapi satu pertanyaan besar yang muncul: apakah pejabat ini benar-benar membaca data, laporan, atau realitas yang sebenarnya terjadi di lapangan?

Ini bukan kasus pertama. Baru beberapa minggu sebelumnya, seorang kepala badan pangan nasional menyatakan bahwa program MBG (Makanan Berbahan Gizi) adalah "terobosan untuk ketahanan pangan lokal," tanpa menyebut sama sekali temuan Menkes yang mengungkap adanya 8 bakteri dan 2 virus penyebab keracunan massal pada produk tersebut. Apakah ia tidak membaca laporan teknis? Atau sengaja mengabaikannya?

Kita sedang menghadapi darurat baca pejabat: kondisi di mana para pemimpin negeri membuat pernyataan publik dan kebijakan penting tanpa dasar literasi yang memadai terhadap isu yang mereka kelola.

Blunder Bukan Hanya Soal Public Speaking

Topik `#PublicSpeakingPejabat` yang sedang hangat memang penting---cara bicara pejabat harus santun, jelas, dan empatik. Tapi masalahnya lebih dalam dari sekadar gaya pidato. Blunder adalah gejala, bukan akar masalah.

Akar masalahnya adalah ketidakpahaman substantif. Seorang menteri bisa saja fasih berpidato, tapi jika isi ucapannya menunjukkan ketidaktahuan akan data, konteks sosial, dan konsekuensi kebijakan, maka pidatonya hanyalah retorika kosong.

Ketika pejabat menyebut guru "tidak profesional," padahal 60% guru honorer belum digaji tiga bulan, itu bukan kesalahan public speaking---itu bukti ia tidak membaca laporan lapangan.
Ketika pejabat mempromosikan program pangan yang ternyata berbahaya bagi kesehatan, itu bukan salah narasi---itu bukti ia tidak membaca hasil uji laboratorium.

Generasi Z Melihat Semua Ini dengan Mata Telanjang

Bagi Gen Z, fenomena ini bukan kejutan. Mereka tumbuh di era informasi, di mana setiap data bisa diverifikasi dalam hitungan detik. Mereka melihat pernyataan pejabat, lalu langsung mencari:

- Apa data terbaru dari BPS?

- Bagaimana tanggapan ahli?

- Apakah ada laporan investigatif media?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun